Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Nasir
Dosen

Dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Jember

Menata Ulang Bisnis Antar Negara untuk Tingkatkan Cadangan Devisa

Kompas.com - 17/04/2023, 09:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di sisi lain, eksportir juga harus diberikan instrumen investasi yang lebih beragam sehingga mereka bisa menempatkan pendapatan devisa mereka, dan bank perlu menaikkan suku bunga untuk simpanan devisa.

Pemerintah juga bisa memperpanjang jangka waktu minimal tiga bulan saat ini untuk wajib menahan devisa di bank-bank dalam negeri.

Negara lain yang juga mengamanatkan retensi pendapatan ekspor telah menetapkan jangka waktu minimal sekitar dua tahun. Selain itu, beberapa negara memberlakukan retensi wajib di bank domestik untuk pendapatan ekspor tidak hanya dari barang dan barang dagangan, seperti yang dilakukan Indonesia, Malaysia, dan Nepal, tetapi juga jasa seperti Bangladesh, India, Pakistan, dan Thailand.

Hal ini juga berlaku jamak, tidak pelak banyak negara juga mengenakan kewajiban konversi pada tingkat yang berbeda-beda, bergantung pada stabilitas nilai tukar.

Kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE)

Kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) yang tidak berdasarkan mekanisme pasar bisa bertentangan dengan beberapa standar internasional untuk devisa bebas seperti Pasal VII Dana Moneter Internasional. Namun, harus digarisbawahi bahwa negara berkembang dengan mata uang lemah perlu penegakan hukum yang lebih kuat.

Kewajiban menahan pendapatan ekspor di bank domestik merupakan sebuah keniscayaan dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi dan kedalaman sektor keuangan mereka. Akan tetapi, pelaksanaan kebijakan yang memaksa ini juga harus memberikan kelonggaran yang cukup bagi eksportir.

Baca juga: BI Kantongi Devisa Hasil Ekspor 173 Juta Dollar AS

Pasalnya, gejolak keuangan global saat ini menuntut masyarakat, termasuk dunia usaha, bersiap menghadapi ketidakpastian nilai tukar.

Terbaru, pemerintah tengah menyiapkan aturan dalam upaya menahan dana hasil ekspor. Ancangan waktunya adalah menahan selama tiga bulan di brankas perbankan.

Kebijakan itu disiapkan melalui PP No 1 Thun 2019 tentang Dana Hasil Eskpor (DHE). Namun yang perlu dipastikan bahwa kebijakan ini bukan dalam bentuk kontrol devisa. Karena akan bertentangan dengan sistem devisa kita yang menganut rezim bebas dalam lalu lintas devisa.

Dengan kata lain, eksportir masih bebas menggunakan dana hasil eskpornya. Jadi masih ada pilihan dalam penggunaannya. Kondisi ini menyiratkan pemerintah dan BI perlu membuat instrumen yang menarik. Utamanya agar eskportir menempatkan DHE di sistem keuangan kita.

Win-win solution

Secara keseluruhan, yang dibutuhkan eksportir sebenarnya adalah win-win solution. Dengan menempatkan DHE mereka di sistem keuangan kita, berarti pemerintah harus siap menjamunya. Dengan kata lain memberi insentif yang cukup, terutama insentif pendapatan bunga.

Baca juga: 200 Perusahaan SDA Berpotensi Tempatkan Devisa Hasil Ekspor Cukup Besar di Dalam Negeri

Ketentuan tentang hal itu menjadi penting di tengah bayangan turbulensi ekonomi global dan  ancaman stagflasi masih terus membayangi. Makanya, optimalisasi DHE dapat memperkuat cadangan devisa. Suatu hal yang menjadi salah satu senjata utama ketika terjadi schock global, terutama yang mengancam kestabilan inflasi dan nilai tukar.

Rembetan stabiliasasi keuangan kita tidak hanya menjadi payung bagi pemerintah kita, terlebih juga menjadi jas hujan bagi para pelaku ekonomi, termasuk para eskportir itu sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com