Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi Penukaran Uang Baru Sudah Capai Rp 157,6 Triliun, Pecahan Ini Paling Diminati

Kompas.com - 18/04/2023, 17:38 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Animo masyarakat untuk menukarkan uang baru jelang Hari Raya Idul Fitri semakin meningkat. Hal ini terefleksikan dari realisasi penukaran uang pecahan baru yang telah disiapkan oleh Bank Indonesia (BI).

Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan, sampai dengan Senin (17/4/2023) kemarin, realisasi penukaran uang baru telah mencapai Rp 157,6 triliun. Angka tersebut setara dengan 81 persen dari anggaran yang disediakan bank sentral, yakni sebesar Rp 195 triliun.

"Animo masyarakat sangat tinggi sekali, terutama dia pada pecahan Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000," ujar dia, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Batam

Meskipun animo masyarakat untuk menukarkan uang baru disebut sangat tinggi, Aida menilai, anggaran yang disiapkan oleh bank sentral masih mencukupi. Oleh karenanya, sejauh ini BI belum berencana untuk menambah jumlah pasokan uang baru untuk kebutuhan Lebaran.

"Tetapi tentunya bila diperlukan Bank Indonesia akan selalu siap untuk melakukan hal tersebut (menambah uang baru)," katanya.

Menurut Aida, tingginya animo masyarakat merupakan hasil dari program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri atau Serambi yang lebih luas. Pada tahun ini, BI menambah titik penukaran uang, utamanya di titik keramaian seperti tempat peristirahatan atau rest area atau pelabuhan.

"Dan juga program-programnya di perbankan dan di BI juga aktif. Ada drive thru, goes to school, juga Si Pintar," ujar Aida.

Baca juga: BI Catat Realisasi Penukaran Uang Baru Ramadhan Rp 42,6 Triliun, 20 Persen dari Target


Seiring dengan realisasi penukaran uang baru yang terus meningkat, jumlah uang beredar pun turut terkerek.

BI mencatat jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Maret 2023 meningkat 6,73 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp 948,8 triliun.

"Angka ini diperikan akan tumbuh 6,43 persen di akhir 2023. Sehingga mencapai Rp 1.092 triliun," ucap Aida.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Simak Jenis hingga Syarat Ajukan KPR di BTN

Simak Jenis hingga Syarat Ajukan KPR di BTN

Whats New
Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Whats New
OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

Whats New
Bakal Dibahas DPR, Sampai Mana RUU Perkoperasian?

Bakal Dibahas DPR, Sampai Mana RUU Perkoperasian?

Whats New
Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

Whats New
Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Spend Smart
Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Whats New
Harga Tiket Kereta Cepat Diusulkan Rp 250.000-Rp 300.000 'Worth It' Enggak? Begini Tanggapan Masyarakat

Harga Tiket Kereta Cepat Diusulkan Rp 250.000-Rp 300.000 "Worth It" Enggak? Begini Tanggapan Masyarakat

Whats New
Pengamat Minta Pemerintah Fokus Setarakan Aturan Main Social Commerce dan E-commerce

Pengamat Minta Pemerintah Fokus Setarakan Aturan Main Social Commerce dan E-commerce

Whats New
Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Whats New
Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Whats New
Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Mana yang Lebih Dipilih Masyarakat?

Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Mana yang Lebih Dipilih Masyarakat?

Spend Smart
DPR RI Sambut Baik Larangan Transaksi Jual-Beli di 'Social Commerce'

DPR RI Sambut Baik Larangan Transaksi Jual-Beli di "Social Commerce"

Whats New
Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Potensinya Rp 3.000 Triliun, Bahkan Lebih...

Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Potensinya Rp 3.000 Triliun, Bahkan Lebih...

Whats New
3 Fungsi AI yang Mendukung Pengembangan Karier di Kantor, Apa Saja?

3 Fungsi AI yang Mendukung Pengembangan Karier di Kantor, Apa Saja?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com