Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Tak Mampu Bangkit Pagi Ini, Rupiah Menguat

Kompas.com - 28/04/2023, 09:29 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (28/4/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.13 WIB, IHSG berada pada level 6.913,4 atau turun 32,07 poin (0,46 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.945,47.

Sebanyak 201 saham melaju di zona hijau dan 201 saham di zona merah. Sedangkan 197 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,01 triliun dengan volume 2,05 miliar saham.

Bursa Asia hijau dengan kanaikan Nikkei 0,5 persen (165 poin) di level 28.622, Shanghai Komposit di level 3.307,29 atau menguat 20,8 poin, (0,64 persen), Strait Times bertambah 0,07 persen (1,7 poin) pada posisi 3.2.83,78, dan Hang Seng Hongkong di level 19.979,93 atau naik 0,71 persen (114,49 poin).

Baca juga: IHSG Diperkirakan Melemah Jelang Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Sahamnya

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 524,29 poin, atau 1,57 persen, ditutup pada 33.826,16. Nasdaq melonjak 2,91 persen menjadi berakhir pada 12.142,24, sedangkan S&P 500 naik 1,96 persen menjadi berakhir pada 4.135,35.

Sebelumnya, William Surya Wijaya CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas mengatakan IHSG berpotensi bergerak melemah. Para investor tengah menunggu rilis data perekonomian terkait inflasi yang akan dirilis pekan depan.

“Rilis data perekonomian dapat memberikan sentimen positif sebagai salah satu faktor penopang pola gerak IHSG. Tapi, momentum koreksi minor dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian,” kata William dalam analisisnya.

Berbeda dengan IHSG, pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot menguat. Melansir Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.683 per dollar AS, atau naik 24 poin (0,16 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.707 per dollar AS.

Baca juga: Lanjutkan Tren Penguatan, IHSG Ditutup Dekati 7.000

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terjadi dibangi oleh rencana The Fed terakit kebijakan suku bunga hingga akhir tahun. Di sisi lain, data-data ekonomi AS bisa mendukung pelonggaran The Fed pada suku bunga, meskipun tingkat inflasi AS masih jauh di atas level target 2 persen.

“Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dollar AS, masih karena ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS di akhir tahun. Bank Sentral AS juga masih memperhatikan efek kenaikan suku bunga acuan AS terhadap perbankan AS. Masih ada kekhawatiran krisis perbankan AS akan muncul lagi,” ungkap Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah masih bisa mengalami penguatan ke level Rp 14.650 per dollar AS sampai dengan Rp 14.850 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com