Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBMA Catat Pertumbuhan Pendapatan Menjadi Rp 26,5 Miliar

Kompas.com - 08/05/2023, 14:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan yang memproduksi gas industri seperti Asetilena, Oksigen dan Nitrogen, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) terus mencatatkan kinerja positif dengan perolehan penjualan di sepanjang periode Januari-Maret 2023.

SBMA mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha yang mengalami kenaikan 7,7 persen secara year on year dari Rp 24,6 miliar menjadi Rp 26,5 miliar. Di sisi lain, beban pokok pendapatannya meningkat dari Rp 11,6 miliar menjadi Rp 15,1 miliar.

Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti mengatakan, kenaikan biaya pembelian raw material dan distribusi terjadi akibat naikknya harga BBM. Rini meyakini kinerja ini akan membaik setelah penyesesuaian harga jual yang baru dan beberapa kontrak akan tender ulang.

Baca juga: Kuartal I-2023, Pendapatan Bunga KB Bukopin Naik Jadi Rp 1,1 Triliun

Adapun data aset perseroan per 31 Maret 2023 menunjukan bahwa total aset yang dimiliki sebesar Rp 269,06 miliar. Jumlah tersebut turun sedikit dibandingkan dengan total aset per 31 Desember 2022 yang tercatat senilai Rp 269,60 miliar.

Di kuartal I-2023, SBMA berhasil menekan utang usaha kepada pihak ketiga menjadi Rp 3,41 miliar dari sebelumnya di angka Rp 5,11 miliar. SBMA juga berhasil menekan beban akrual hingga ke angka Rp 1,04 miliar dari Rp 1,45 miliar. Demikian juga dengan utang pembelian aset yang turun menjadi Rp 793,01 juta dari Rp 1,03 miliar.

“Tentunya, kinerja yang memberikan dampak positif bagi kesehatan keuangan SBMA ini dapat dilihat lebih jauh dengan turunnya jumlah liabilitas jangka pendek yang turun cukup signifikan menjadi Rp 27,68 miliar dari sebelumnya di akhir tahun 2022 masih R p30,19 miliar,” lanjut dia.

Baca juga: Stripe Luncurkan Fitur untuk Bisnis, Bantu Tingkatkan Pendapatan Perusahaan 10,5 Persen

 


Lebih jauh lagi, perseroan di sepanjang 3 bulan pertama tahun 2023 ini membukukan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp 741,83 juta dengan keberhasilan Perseroan dalam menjaga piutang usaha dan mencatatkan penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp 27 miliar yang lebih tinggi dari pendapatannya.

“SBMA berupaya terus berinovasi dan ekspansi bisnis di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara. Target bisnis perseroan juga realistis karena kebutuhan akan gas industri terus meningkat, sehingga dengan adanya ASP (Air Separation Plant) diharapkan bisa meningkatkan produksi hingga lima kali lipat,” jelasnya.

Rini menambahkan, peluang pendapatan bagi SBMA terbuka lebar untuk memenuhi permintaan pasar liquid yang terbuka di Petrokimia, Migas, Medis dan distributor yang diperkirakan mencapai 5 juta liter per tahun.

Sebagai informasi, pada awal pekan lalu, SBMA menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan menerima surat pengunduran diri dari Cintia Kasmiranti selaku Direktur Keuangan & Administrasi dan Corporate Secretary Perseroan. Namun, Cintia akan tetap mengawasi Perseroan sebagai salah satu Direksi di PT Surya Biru Titilea Investama selaku pemegang saham SBMA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com