Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Uang Elektronik Diproyeksikan Tembus Rp 495 Triliun Tahun Ini

Kompas.com - 08/05/2023, 12:53 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia memproyeksikan transaksi uang elektronik di Indonesia bisa tumbuh hingga Rp 495 triliun pada 2023.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2023, Senin (8/5/2023).

Perry mencatat, nilai transaksi uang elektronik sepanjang 2022 mencapai angka Rp 399,6 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 30,84 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Cara Naik KRL Tanpa Kartu Uang Elektronik, Bisa Pakai Aplikasi Gojek dan LinkAja

Untuk itu, pihaknya memproyeksikan transaksi uang elektronik di tahun ini meningkat 23,90 persen (yoy).

"Uang elektronik di tahun ini kita perkirakan tumbuh lebih cepat lagi bisa mencapai Rp 495 triliun," kata dia.

Selain itu, ia memprediksi pertumbuhan transaksi e-commerce atau perdagangan elektronik di Tanah Air dapat meningkat menjadi Rp 533 triliun pada tahun ini.

Sedangkan, layanan perbankan digital juga dinilai mampu melesat hingga Rp 64.000 triliun baik transfer maupun transaksi lainnya.

Baca juga: Nilai Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp 35,1 Triliun secara Bulanan


"BI berkomitmen menjadikan digitalisasi sistem pembayaran menjadi episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia," imbuh dia.

Tak hanya itu, Perry juga ingin sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia bisa semakin tumbuh mencapai 45 juta pengguna.

Targetnya, sebanyak 89-90 persen pengguna QRIS dapat mencakup UMKM termasuk di pasar tradisional.

Lebih jauh, Perry menerangkan, penerapan QRIS juga dilakukan antar negara. Dia berharap konektivitas pembayaran digital bisa terjadi antar Indonesia dan seluruh negara ASEAN, dimulai dengan Thailand sejak Agustus 2022, dan hari ini dengan Malaysia.

Baca juga: BI Sebut Uang Elektronik Turunkan Penggunaan Uang Logam dan Peredaran Uang Palsu

"Setelah dengan Thailand, hari ini Indonesia dan Malaysia. InsyaAllah akan kita kembangkan Indonesia Singapura dan Indonesia Filipina, dan akan terus kita kembangkan dengan seluruh ASEAN," terang dia.

Tidak hanya QRIS, Bank Indonesia juga mendorong persatuan sistem pembayaran digital di Indonesia dilakukan melalui Standar Nasional Open API (SNAP).

Hal tersebut dapat dikonsolidasikan dengan seluruh industri pembayaran, baik perbankan, perusahaan jasa pembayaran, maupun marketplace dan e-commerce.

Baca juga: MLFF Bakal Ganti E-toll, Bagaimana Siasat Bank Jaga Transaksi Uang Elektronik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com