Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pamor Kian Meredup, Bagaimana Prospek Aset NFT?

Kompas.com - 23/06/2023, 21:28 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pamor industri Non Fungible Token (NFT) kian meredup. Namun, aset NFT dianggap masih memiliki potensi yang sangat besar.

VP Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani mengatakan industri NFT mengalami pertumbuhan yang signifikan, pada tahun-tahun awal kemunculan. Aset NFT menarik banyak minat dari berbagai sektor, mulai dari seni digital hingga real estate virtual.

Saat ini perkembangan utilitas NFT dinilai masih berjalan. NFT bukan sekadar karya seni lagi, tetapi bisa dijadikan penggunaan lain, seperti tiket atau sertifikat digital.

Baca juga: 3,3 Juta Hektar Lahan Sawit Tak Berizin, Luhut Duga Ada Pejabat Terlibat

Data firma analitik kripto, Nansen, menunjukkan bahwa volume perdagangan NFT masih meningkat lebih dari dua kali lipat. Volume perdagangan tercatat lebih dari 2,83 juta ETH atau setara 4,54 miliar dollar AS pada kuartal I-2023. Pasar NFT mentransaksikan lebih dari 1,5 juta ETH atau bernilai lebih dari 1,97 miliar dollar AS pada kuartal IV-2023.

Hal ini disebabkan perkembangan NFT secara global masih terus berlanjut. Munculnya platform marketplace NFT baru, seperti BLUR dan Bitcoin Ordinals masih membuka potensi yang besar.

Rieka menganggap wajar fluktuasi dalam tingkat hype NFT, sama seperti teknologi dan aset baru lainnya. Lonjakan minat yang besar pada tahun 2021, perlahan menurun seiring waktu karena berbagai faktor, seperti ketidakpastian hukum, kurangnya pemahaman, atau karena pergeseran fokus investor.

Baca juga: Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi Pegadaian, Ini Susunannya

Lesunya pasar kripto dan isu-isu lingkungan seputar penambangan kripto kemungkinan juga berdampak negatif pada minat publik terhadap aset digital, termasuk NFT. Konsumsi energi yang besar dan dampak karbon dari penambangan kripto telah menjadi perhatian publik dan dapat berdampak pada persepsi terhadap teknologi ini secara umum.

Biasanya, kenaikan harga kripto bisa menarik minat lebih banyak orang ke pasar aset digital, termasuk NFT. Namun, semuanya masih akan tergantung pada banyak faktor, termasuk sentimen pasar, berita terbaru, dan kepercayaan investor.

Siklus hype dan tren dalam teknologi baru sering kali diikuti oleh periode penyesuaian saat konsumen dan investor mulai memahami teknologi dengan lebih baik dan mempertimbangkan manfaat dan risikonya secara lebih cermat.

Baca juga: Tiktok Dikabarkan Siapkan Project S, Jual Produk Sendiri Dikirim dari China

 

Dengan demikian, meskipun kemeriahan seputar NFT tampak mereda sekarang, bukan berarti bahwa teknologi ini tidak memiliki potensi untuk berkembang dan mempengaruhi berbagai sektor di masa depan.

“Sering kali, periode ketenangan setelah hype besar bisa menjadi waktu bagi teknologi untuk berkembang dan matang, sehingga lebih siap untuk adopsi luas di masa mendatang,” imbuh Rieka kepada Kontan.co.id, Jumat (23/6).

Menurut Rieka, pengembangan jaringan dan teknologi bisa membantu meningkatkan minat dan nilai dari NFT. Misalnya, pengembangan yang memungkinkan untuk verifikasi bisa menjadi lebih baik, atau yang memungkinkan untuk interaksi yang lebih luas dengan NFT.

“Ini bisa menjadi pendorong pertumbuhan,” tambah Rieka.

Baca juga: Cladtek Terus Dorong Peningkatan TKDN

Selain itu, jaringan yang lebih ramah lingkungan juga bisa menjadi pendorong pertumbuhan industri NFT di masa depan.

Hal itu mengingat kekhawatiran yang ada tentang dampak lingkungan dari teknologi blockchain, khususnya yang berbasis pada bukti kerja (proof-of-work) seperti Ethereum. Ada inisiatif untuk beralih ke model yang lebih efisien secara energi, seperti bukti kepemilikan (proof-of-stake), yang dapat mengurangi hambatan lingkungan.

Penting juga untuk memiliki infrastruktur yang memudahkan pengguna untuk membeli, menjual, dan berinteraksi dengan NFT. Ini bisa berarti pembangunan bursa NFT yang lebih ramah pengguna (user-friendly), integrasi dengan media sosial dan platform lainnya, atau bahkan penciptaan metaverse atau dunia virtual di mana NFT bisa digunakan dan ditampilkan.

Baca juga: Google Luncurkan Fitur Layanan Pemesanan Janji Temu Bayar

“Pada akhirnya, pengembangan dan inovasi di sektor NFT harus berfokus pada peningkatan nilai pengguna dan membuatnya lebih mudah, serta menarik untuk berinteraksi dengan NFT. Dalam hal ini, hal ini dapat mencakup segala hal dari meningkatkan keamanan dan transparansi, hingga menemukan cara baru dan menarik untuk menggunakan NFT dalam berbagai aplikasi,” jelas Rieka.

Rieka mengatakan, NFT yang lebih menonjolkan keindahan karya seni pun bisa menjadi instrumen investasi jangka panjang. Tetapi, perlu diingat bahwa selalu ada risiko sama seperti instrumen investasi lainnya. NFT adalah pasar baru dan relatif tidak teruji, sehingga penting untuk melakukan penelitian sebelum berinvestasi.

Beberapa kolektor dan investor memandang NFT sebagai cara baru untuk memiliki dan berinteraksi dengan aset digital. Tetapi masih banyak juga yang melihat skeptis atau tidak mengerti teknologinya.

Baca juga: Luhut Balas Kritik Mandor Asing di IKN: Jangan Ribut yang Nggak Jelas

Di Indonesia sendiri, apresiasi terhadap aset NFT masih sulit dilacak karena minimnya data dan penelitian terbaru. Namun, beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi termasuk hukum dan regulasi, pengetahuan dan pemahaman tentang teknologi blockchain dan NFT, dan minat dalam seni digital atau aset digital lainnya. (Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Prospek Aset NFT Dinilai Masih Potensial, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com