Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Berangsur Turun, Harga Daging Ayam Masih Mahal

Kompas.com - 02/07/2023, 13:10 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga daging ayam masih terpantau mahal di Pasar Slipi, Jakarta Barat.

Didin salah satu penjual daging ayam di sana menjual seharga Rp 47.000 per kilogram. Harga tersebut kata dia, sudah turun tipis dari semula yang sempat bertengger di angka Rp 50.000 per kilogram pada saat H-1 menjelang Hari Raya Idul Adha.

"Rp 47.000, ini sudah turun nih. Kemarin sebelum Idul Adha sempat Rp 50.000 per kilogram. Terus kalau dada ayam yang fillet Rp 60.000 per kilogram," ujar Didin saat ditemui Kompas.com, Minggu (2/7/2023).

Didin menuturkan meskipun harga daging ayam terbilang mahal, dia mengaku belum mengalami penurunan pembeli.

Baca juga: Mendag Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Daging Ayam

Sementara ketika ditanyakan penyebab mengapa harga daging ayam masih mahal, Didin mengaku tidak menahuinya. Didin hanya mengatakan, sejak Lebaran kemarin harga ayam sudah naik.

"Dari Lebaran sih ini mahalnya. Tapi yah enggak tahu kenapa," ungkapnya.

Sebelumnya, Mendag Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) juga tak menampik bahwa harga daging ayam ras dan telur masih mahal.

Pada saat meninjau ke Pasar Bandarjo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Mendag Zulhas mendapati harga daging ayam ras yang berkisar Rp 39.000 per kilogram hingga Rp 40.000 per kilogram dan harga telur yang berkisar Rp 29.000 per kilogram- Rp 30.000 per kilogram.

Baca juga: Jual Daging Ayam Rp 36.000 Per Kg, Ini Lokasi Pasar Murah Bapanas di Jakarta

Harga daging ayam ras yang berkisar Rp 39.000 per kilogram - Rp 40.000 per kilogram memang agak tinggi sedikit, karena standar harganya Rp 38.000 per kilogram. Selain itu, harga telur yang berkisar Rp 29.000 per kilogram- Rp30.000 per kilogram juga agak tinggi dari harga eceran tertinggi sebesar Rp 28.000 per kilogram," ujar Mendag Zulhas saat meninjau Pasar Bandarjo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/6/2023).

Mendag Zulhas mengungkapkan, penyebab kenaikan harga daging ayam ras dan telur karena kurangnyaa pasokan imbas dari terlalu murahnya harga ayam pada saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan pada saat Lebaran 2022 kemarin.

“Pada Tahun Baru, Natal, dan Lebaran 2022, harga ayam terlalu murah yaitu sebesar Rp 33.000 per kilogram, sehingga merugikan pedagang. Kalau pedagang rugi, sebelum ayam tumbuh besar sudah dicutting atau dipotong. Akhirnya sekarang terasa agak kurang stoknya. Jika stok kurang, maka harganya naik," ujar Mendag Zulhas.

Dia pun optimistis harga daging ayam dan telur bisa kembali normal pada 3 minggu ke depan.

"Mudah-mudahan dalam jangka waktu 2-3 minggu ke depan, harga sudah bisa normal kembali,” katanya.

Baca juga: Bapanas Janji Harga Ayam di Jakarta Normal dalam 10 Hari ke Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com