Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Menteri Perdagangan Iri Lihat Nilai Perdagangan Korsel-Vietnam...

Kompas.com - 12/07/2023, 11:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan merasa iri dengan nilai perdagangan Korea Selatan-Vietnam yang jauh lebih tinggi dari perdagangan Korea Selatan-Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Zulkifli saat berkunjung ke pabrik mobil listrik milik PT Hyundai Motor Manufacturing di Sukamukti, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023).

Zulkifli mengatakan, Indonesia dan Korea Selatan adalah sahabat sejati yang telah teruji berbagai badai krisis ekonomi. Namun, nilai perdagangan kedua negara justru masih kecil.

Baca juga: Hilirisasi Nikel Ditentang Eropa, Mendag: Kita Mati-matian Jadi Pusat Mobil Listrik

"Kita sudah diuji dengan berbagai cobaan dan terbukti Indonesia dengan Korea Selatan adalah sahabat sejati. Tapi kok perdagangannya jauh lebih kecil dari Vietnam?," kata Zulkifli dalam pidato sambutannya.

Zulkifli mengungkapkan, total nilai perdagangan Indonesia dan Korea Selatan tahun lalu baru mencapai 24,5 miliar dollar AS.

Angka tersebut, kata Mendag, masih jauh lebih kecil dari nilai perdagangan bilateral Vietnam dengan Korea Selatan yang mencapai 78 miliar dollar AS.

"Itu karena banyak investasi Korea Selatan di Vietnam," ujarnya.

Baca juga: Disentil Mendag soal Volume Dagang RI-Korsel, Dubes Korsel: Samsung Investasi Besar di Vietnam

Karenanya, Zulkifli mengatakan, pemerintah Indonesia dan pihak terkait termasuk pemerintah Korea Selatan akan bekerja keras untuk meningkatkan nilai perdagangan tersebut, salah satunya melalui kerja sama dengan Hyundai.

Ia mendorong agar Hyundai dapat menjadi penggerak industri mobil listrik.

"Dan dengan diproduksi di Indonesia bisa menjadi motor penggerak ekspor mobil listrik dari Indonesia untuk dunia," ucap dia.

Baca juga: Mendag: RI dan Korsel Sahabat Sejati, Kok Nilai Perdagangannya Lebih Kecil dari Vietnam?

Penjelasan Dubes Korea Selatan

Tak berselang lama dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang Deok menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan RI.

Lee mengatakan, kegiatan perdagangan Korea Selatan dan Vietnam berbeda dengan perdagangan Korea Selatan dan Indonesia.

Ia menyebutkan bahwa perusahaan elektronik Samsung melakukan investasi yang sangat besar di Vietnam.

"Cara kerja antara Korea Selatan dan Vietnam dan Korea Selatan dengan Indonesia berbeda, khususnya di Vietnam itu Samsung elektronik mereka investasi sangat besar sekali," kata Lee.

Baca juga: Kunjungi Pabrik Mobil Listrik Hyundai, Mendag: Sangat Modern

Menurut Lee, investasi Samsung itu berpengaruh pada Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam sebesar 25 persen.

Karenanya, kata dia, total nilai perdagangan Korea Selatan dengan Vietnam menjadi lebih tinggi dari Indonesia.

"Vietnam mereka mengikuti beberapa suplai segala macam, Samsung di Vietnam. Oleh karena itu, memang antara Korea Selatan dengan Vietnam sangat tinggi," ujarnya.

Terakhir, Lee mengatakan, negaranya saat ini juga tengah gencar melakukan impor produk dari Indonesia sehingga volume perdagangan kedua negara meningkat.

"Pasti memang Korea Selatan maunya impor produk-produk dari Indonesia. Oleh karena itu, antara Indoensia dengan Korea Selatan makin tambah makin naik," ucap dia.

Baca juga: Harga Beras Naik, Mendag: Kalau Ada Kesulitan, Ada Beras Bulog

Hyundai investasi Rp 22,5 triliun di RI

Masih dalam kesempatan yang sama, PT Hyundai Motor Manufacturing mengatakan, melakukan investasi sebesar 1,5 miliar dollar AS (Rp 22,5 triliun, kurs Rp 15.000) untuk membangun dua pabrik baterai di Indonesia.

Presiden Hyundai Motor Asia Pacific Lee Young Tack mengatakan, pabrik perakitan sistem baterai pertama sedang dibangun di Cikarang dengan nilai investasi sebesar 60 juta dolar AS (Rp 900 miliar).

Kemudian, pabrik sistem baterai kedua dibangun di Karawang, Jawa Barat. Pabrik tersebut dibangun atas kerja sama Hyundai dengan LG Energy Solution Ltd.

Baca juga: Ekspor RI Turun, Mendag Cari Pasar Baru ke Asia Selatan hingga Afrika

Melalui kerja sama itu, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution menginvestasikan dana senilai 1,1 miliar dollar AS untuk pembangunan pabrik.

"Seluruh total investasinya 1,5 miliar dollar Amerika Serikat," kata Lee.

Terakhir, Lee menyebutkan, akan melakukan ekspor baterai yang diproduksi di Indonesia setelah kedua pabrik tersebut mulai beroperasi.

"Jadi memang baru bangun baterai baik dari dua pabrik dan itu mungkin tahun (depan) sudah mulai produksi berarti dengan baterai itu bisa ekspor tahun depan ke seluruh dunia," ucap dia.

Baca juga: Mendag Zulhas Sebut Harga Telur dan Daging Ayam Sudah Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com