Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
David Firnando Silalahi
ASN Kementerian ESDM

Pelayan rakyat (ASN) di Kementerian ESDM, Kandidat Doktor pada School of Engineering, Australian National University, dengan topik penelitian "100% Renewable Energy Integration for Indonesia"

Potensi Energi Surya dan "Energy Storage" Indonesia Sangat Besar

Kompas.com - 21/08/2023, 11:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Potensi sumber energi terbarukan nonsurya lainnya (panas bumi, air, arus laut, angin, biomas) akan memenuhi sekitar 1000 TWh. Selebihnya akan bergantung dari energi surya yang saat ini telah menjadi yang paling murah sepanjang sejarah.

Hanya dengan memanfaatkan 10 persen saja dari potensi PLTS terapung (3500 TWh), maka total kebutuhan listrik net zero emission dapat dicukupi. Dalam konteks jumlah energi yang dibutuhkan, tidak ada keraguan.

Skenario pasokan 100 persen energi terbarukan bukan lagi mimpi semata. Pada skenario ini, porsi bauran energi surya atau angin akan dominan dalam produksi listrik Indonesia, tantangan intermitensi membutuhkan solusi.

Semua kita mengetahui bahwa energi surya atau angin tidak tersedia 24 jam. Ada saatnya matahari bersinar cerah atau angin bertiup kencang.

Ada pula saat cuaca buruk, hujan turun berhari-hari, atau awan yang pekat di langit menutupi panel surya dari paparan sinar matahari. Kondisi cuaca seperti ini bukan hal baru, sudah terjadi sejak bumi diciptakan.

Tantangan intermitensi sebetulnya bisa ditangani dengan flexible power generation. Misalnya menggunakan genset, pembangkit gas yang dicadangkan untuk dapat dinyalakan sewaktu-waktu dibutuhkan.

Namun biayanya mahal, selain itu masih berbahan bakar fosil dan mengemisikan karbon. Dengan demikian, butuh solusi lain yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

Teknologi penyimpanan energi menjadi solusi. Kelebihan produksi listrik saat siang hari, matahari bersinar cerah, angin bertiup, harus ‘ditabung’ untuk digunakan pada malam hari atau pada saat produksi listrik dari panel surya dan turbin angin berhenti.

Terdapat beragam teknologi penyimpan energi, namun hanya dua yang paling populer. Baterai dan PLTA pumped hydro storage.

Baterai sangat familiar dengan kehidupan sehari-hari. Perangkat elektronik seperti jam, smartphone, laptop, dan sebagainya menggunakan baterai sebagai sumber listriknya. Prinsip yang sama juga dapat diterapkan di jaringan listrik.

Battery energy storage sytem (BESS) difungsikan menjadi penyimpan energi saat ada kelebihan produksi listrik dari panel surya atau pembangkit tenaga angin.

Namun, kapasitas baterai tidak memungkinkan menyimpan energi dalam skala besar secara aman. Baterai lebih cocok digunakan untuk memasok kebutuhan singkat pada orde detik hingga jam.

PLTA pumped hydro storage satu-satunya opsi yang paling ekonomis untuk menyimpan energi dalam jumlah besar. Cadangan untuk kebutuhan lebih dari 8 jam, 1 hari atau 1 minggu.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) teknologi pumped storage (PLTA pumped hydro storage) adalah teknologi penyimpanan energi tertua dan paling banyak proporsinya hingga kini.

Pumped hydro storage mendominasi teknologi penyimpan energi di seluruh dunia. Sebanyak 96 persen dari 176 GW penyimpanan energi secara global pada 2017 adalah PLTA PHS.

Pumped storage hydropower adalah teknologi baterai terbesar di dunia, terhitung lebih dari 94 persen kapasitas penyimpanan energi global terpasang, jauh di atas lithium-ion dan jenis baterai lainnya.

International Hydropower Association (2022) memperkirakan bahwa proyek hidro yang dipompa di seluruh dunia menyimpan hingga 9.000 gigawatt jam (GWh) listrik.

Baterai (BESS) dan PLTA pumped hydro storage bukan lah teknologi yang saling berkompetisi. Keduanya dapat dioperasikan dengan prinsip saling melengkapi.

Misalnya, saat terjadi kekurangan pasok dari panel surya karena tutupan awan, baterai dapat merespons dengan cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com