JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menanggapi soal program food estate yang banyak dinilai gagal. Padahal mega proyek tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan stok pangan nasional.
Menurut dia, seharusnya program food estate dijalankan dengan persiapan yang matang dengan memilih lahan yang cocok sesuai dengan peruntukkannya, hingga struktur tanah yang dipilih bagus.
"Saran yah cari lahan yang memang cocok untuk tanam padi. Daerahnya harus minim pirit atau racun, cari lokasi yang baik dan tanahnya jangan yang batuan pasir," ujarnya saat ditemui Kompas.com di Jakarta Senin (28/8/2023).
Selain itu, lahan yang dipilih untuk food estate pun harus memiliki saluran irigasi yang baik.
Baca juga: Food Estate Disebut Kejahatan Lingkungan, Ini Kata Mentan
"Kemudian ini juga harus satu paket sama penggilingannya jangan jauh-jauh biar bisa diserap untuk penjualannya," kata Arief.
Adapun berdasarkan catatan Kompas.com, program food estate yang tengah dijalankan pemerintah di antaranya adalah Kalimantan Tengah, Maluku, Sumba, dan Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membalas PDI-P yang mengkritik food estate sebagai kejahatan lingkungan. Jokowi menyebut membangun food estate tidak semudah yang orang-orang pikirkan.
"Supaya tahu, membangun food estate, membangun lumbung pangan itu tidak semudah yang bapak/ibu bayangkan," ujar Jokowi saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Jokowi menjelaskan, ketika membangun food estate, tanaman pertama biasanya gagal.
Lalu, dalam percobaan kedua, biasanya tingkat keberhasilan penanaman tanaman hanya mencapai 25 persen.
Baca juga: Jokowi Siapkan Rp 108 Triliun untuk Ketahanan Pangan hingga Food Estate
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.