JAKARTA, KOMPAS.com - Tangan mungil Sam, sibuk memilih stiker-stiker 3D yang disimpan di karton bawah toko buku Gunung Agung, Kwitang.
Sembari terus memilih, sesekali bocah 3 tahun itu memasukan pilihan stikernya ke dalam kantong belanjaan yang dipegang ibunya, Viani. Lebih dari 3 stiker bergambar robot-robotan dan mobil-mobilan yang menjadi pilihan utamanya.
Sam juga sesekali berlari kecil mengambil buku anak yang bagian sampulnya tokoh kartun, hewan, dan gambar mobil-mobilan.
Baca juga: Siapa Pemilik Toko Buku Gunung Agung yang Kini Terus Merugi?
Viani menceritakan momentum promo cuci gudang yang digelar oleh Gunung Agung menjadi momen yang tepat bagi dirinya untuk memborong buku-buku kesukaan anaknya, stiker 3D, dan peralatan alat tulis lainnya.
Dia pun sengaja memboyong putranya langsung ke Gunung Agung agar dia bisa memilih langsung sesuai dengan pilihan kesukaannya.
"Kayak stiker ini dia yang milih tadi. Dia suka, saya tawarkan mau atau tidak, atau dia sendiri yang pilih," ujar Viani saat ditemui Kompas.com, Jumat (1/9/2023).
Viani mengatakan, mengetahui promo cuci gudang Gunung Agung dari internet. Dirinya pun sudah sejak dari pagi berangkat agar kebagian jatah masuk untuk berbelanja.
Hal itu karena berdasarkan informasi yang diperolehnya, Gunung Agung membatasi jumlah pengunjung lantaran antusiasme masyarakat yang besar.
"Kayak kemarin kan dibatasi yah, makanya sekarang lebih awal. Dari pukul 9.00 WIB sudah di sini antre," kata Viani.
Sementara itu berdasarkan pantauan, para pengunjung sudah mulai hadir sejak pukul 08.30 WIB. Padahal jadwal pembukaan toko dimulai dari pukul 9.30 WIB.
Sejam setelah dibuka, suasana toko masih terlihat senggang, belum seramai pembukaan di hari pertama. Namun lambat laun, mulai dari pukul 11.00 WIB lantai dasar dan lantai 2 toko langsung penuh sesak oleh pengunjung.
Antrean kasir juga langsung memanjang. Padahal ada 4 kasir yang disediakan oleh manajamen yang diharapkan bisa mempercepat proses pembayaran.
Tak sedikit juga orang tua yang membawa anaknya untuk berbelanja buku. Setidaknya ada 15 anak yang ikut di toko buku yang akan tutup ini.
Mereka juga terlihat sibuk memilih barang kesukaan mereka mulai dari buku, kotak pensil, hingga stiker-stiker 3D.
Baca juga: Magnet Toko Buku Gunung Agung Jelang Tutup Permanen
Salah satu pegawai toko Gunung Agung mengatakan, kebijakan itu diambil perusahaan lantaran stok buku, alat-alat tulis, hingga peralatan kantor masih banyak.
"Belum tutup, sampai barang-barang habis, tutup sampai stoknya habis," ujarnya.
Meskipun dia belum bisa memastikan secara spesifik kapan toko Gunung Agung ditutup, namun dia memperkirakan stok buku hingga peralatan lainnya yang sisa masih ada sampai beberapa minggu ke depan.
"Masih banyak di gudang. Begitu nanti habis, ya sudah langsung tutup," kata dia.
Baca juga: Setelah 70 Tahun, Toko Buku Gunung Agung Harus Tutup Semua Outlet dan PHK Karyawan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.