Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Tembus Level 7.000, Rupiah Melemah

Kompas.com - 05/09/2023, 09:44 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (5/9/2023). 

Melansir data RTI, pukul 09.30 WIB, IHSG berada pada level 7.002,56 atau naik 0,08 persen (5,8 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.996,75.

Sebanyak 232 saham melaju di zona hijau dan 206 saham di zona merah. Sedangkan 214 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 3,3 miliar saham.

Associate Director of Research and Investmen Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang menguat terbatas. Sentimen positif bisa diperoleh dari diterbitkannya aturan Golden Visa yang diharapkan mendukung iklim investasi di RI.

Baca juga: IHSG Bakal Tembus 7.000? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG potensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.971-7.035. Penerbitan aturan Golden Visa diharapkan memberikan daya tarik para pelaku usaha dan atau investor untuk berinvestasi di dalam negeri,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak pada teritori negatif. Hang Seng Hong Kong turun 1,56 persen (293,35 poin) ke posisi 18.550,81, Nikkei Jepang melemah 0,27 persen (89,39 poin) pada level 32.849,8, Strait Times turun 0,62 persen atau 20,12 poin di posisi 3.218,85, dan Indeks Komposit Shanghai China terkoreksi 0,66 persen (20,9 poin) di posisi 3.156,13.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.29 WIB rupiah berada pada level Rp 15.256 per dollar AS, atau turun 16 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.240 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen pasar terhadap aset berisiko yang negatif pagi ini dengan penurunan indeks saham Asia dan pelemahan nilai tukar regional terhadap dollar AS.

“Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini. Pelambatan ekonomi dan krisis utang properti di China bisa jadi memicu sentimen negatif pasar terhadap aset berisiko hari ini. Data PMI sektor jasa China bulan Agustus yang dirilis pagi ini menunjukkan penurunan pertumbuhan, 51,8 vs ekspektasi 53,6,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Selain itu, pasar juga masih mempertimbangkan kemungkinan suku bunga acuan AS dipertahankan di level tinggi karena inflasi AS masih belum mencapai target. Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.280 sampai dengan Rp 15.300 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.230 per dollar AS.

Baca juga: 3 Tips Panen Cuan Saham Saat Momen Window Dressing

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Whats New
Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Whats New
Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Earn Smart
Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Whats New
Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Whats New
Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Rilis
10 Kota Terkaya di Dunia, 4 Ada di Asia

10 Kota Terkaya di Dunia, 4 Ada di Asia

Whats New
Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

Whats New
Anniversary Ke-15, AUDY Dental Perkenalkan Logo Baru dan Beri Apresiasi kepada Karyawan dan Dokter

Anniversary Ke-15, AUDY Dental Perkenalkan Logo Baru dan Beri Apresiasi kepada Karyawan dan Dokter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com