Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Penamaan Whoosh untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kompas.com - 22/09/2023, 11:28 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah memilih Whoosh sebagai nama kereta cepat Jakarta-Bandung. Tidak sembarangan, nama ini memiliki cerita di baliknya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan cerita di balik penamaan Whoosh untuk kereta cepat Jakarta-Bandung ini.

Menhub bilang, selama tiga pekan ke belakang dia terus berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Triawan Munaf selaku Ketua Tim Panel Sayembara Desain Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Pilih Whoosh untuk Nama Kereta Cepat RI, Ini Maknanya

Tiga desain final logo kereta api cepat Indonesia. Nama Whoosh dipilih oleh pemerintah karena dinilai paling cocok menggambarkan identitas kereta cepat.KOMPAS.com/Isna Rifka Sri Rahayu Tiga desain final logo kereta api cepat Indonesia. Nama Whoosh dipilih oleh pemerintah karena dinilai paling cocok menggambarkan identitas kereta cepat.

Selama diskusi tersebut, kata "wus" beberapa kali disebut karena biasanya kata wus ini diucapkan masyarakat Indonesia untuk menggambarkan sesuatu yang bergerak cepat.

"Pak Pratikno bersama Pak Presiden lalu saya bergabung, beliau juga mengatakan itu kalau namanya cepat di Indonesia itu kan wus wus. Nah kita cobalah terjemahkan itu, tapi memang kita cari nama yang sesuai dengan wus itu cepat," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (21/9/2023).

Pada saat yang sama, Menhub juga terus melakukan uji coba kereta cepat Jakarta Bandung bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi.

Selama uji coba ini, kata wus juga kembali diucapkan para peserta uji coba kereta cepat Jakarta Bandung. Terutama ketika kecepatan kereta secara bertahap mencapai kecepatan maksimalnya di 380 kilometer per jam (km/jam).

Baca juga: Kereta Cepat RI Dinamai Whoosh, Menhub: Lebih Bagus Dibanding Shinkansen dan TGV

"Di lapangan itu banyak yang kayak kita ngomong kalau 'Siapa kita? Jaya' gitu. Nah kalau di sana ungkapan kegembiraan itu dengan ngomong wus wus wus. Tadinya kan (kecepatan kereta di) 80 km/jam itu biasa saja, jadi belum wus. Waktu (sudah di) 380 km/jam itu mereka wus begitu," ucapnya.

Setelah itu pemerintah dan para pemangku kepentingan menyeleksi beberapa nama yang ada. Namun di antara nama-nama tersebut terpilihlah Whoosh sebagai nama yang tepat untuk kereta cepat Jakarta Bandung.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan diujicoba oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (13/9/2023). Presiden melakukan uji coba naik kereta cepat dari Stasiun Kereta Cepat Halim di Jakarta Timur ke Stasiun Padalarang di Jawa Barat. KOMPAS.com/Dian Erika Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan diujicoba oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (13/9/2023). Presiden melakukan uji coba naik kereta cepat dari Stasiun Kereta Cepat Halim di Jakarta Timur ke Stasiun Padalarang di Jawa Barat.

"Dari beberapa nama-nama atau word yang ada, Whoosh itu paling tepat karena artinya memang cepat," kata Menhub.

Kata Whoosh dipilih dari bahasa asing agar tidak hanya dapat diterima oleh masyarakat Indonesia tetapi juga secara global. Adapun dalam Bahasa Inggris whoosh berarti suara yang mendesing.

Baca juga: Banyak Pihak Cibir Proyek Kereta Cepat, Menhub: Begitu Pakai, Baru Mereka Senang

Whoosh juga kemudian menjadi singkatan dari waktu hemat, operasi optimal, dan sistem handal yang sesuai dengan kereta cepat Jakarta Bandung.

"Jadi unik saya pikir, ini suatu kenyataan yang memang menggembirakan. Karenanya saya juga surprise ada nama ini ya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com