JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengeluhkan banyak masyarakat yang mencibir setiap kali pemerintah membangun moda transportasi baru.
Padahal ketika masyarakat menjajal sendiri moda transportasi tersebut, mereka terlihat antusias.
Dia mencontohkan hal ini seperti yang terjadi pada kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang sempat disebut hanya menghambur-hamburkan uang tapi saat pendaftaran uji coba gratis justru banyak masyarakat ingin mencoba moda transportasi baru ini.
Begitu juga yang terjadi pada proyek MRT Jakarta dan LRT Jabodebek. Tidak sedikit masyarakat yang sanksi transportasi umum ini bisa menjadi angkutan massal yang canggih.
"Kita mau bikin kereta cepat saja, banyak yang ngomel. Kenapa buang-buang uang? Begitu pakai, baru mereka itu ikut senang. LRT juga gitu, MRT juga gitu," ujarnya saat membuka Seminar Nasional Strategi Green Financing Sektor Transportasi untuk Daya Saing Perkeretaapian Berkeadilan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Baca juga: Kala Jepang Sakit Hati Ditolak Garap Kereta Cepat gara-gara Minta Jaminan Pemerintah
Dia mengungkapkan, pembangunan proyek-proyek transportasi umum itu tidak mudah dan biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.
Namun dia yakin kehadiran MRT, LRT, dan kereta cepat ini akan mendukung produktivitas masyarakat yang semakin meningkat, terutama di kawasan perkotaan seperti di Jakarta.
Terlebih, dengan tersedianya beragam angkutan massal maka masyarakat akan memiliki banyak pilihan untuk menggunakan transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi.
"Kalau cost itu tidak kita keluarkan, maka yang terjadi adalah satu masalah besar, terbukti sekarang polusi," kata dia.
Baca juga: Kala China Minta APBN RI Dijadikan Jaminan Utang Kereta Cepat
Oleh karenanya, dia mengapresiasi seluruh pihak yang dapat mewujudkan konsep transportasi yang terintegrasi di DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Jakarta sekarang menjadi sebuah bukti, bahwa dengan adanya MRT, LRT, banyak yang berterima kasih. Kareta cepat, even itu mahal, juga banyak yang berterima kasih. Tapi masih banyak yang bicara tentang baik," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.