Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Teknologi mRNA, Etana Gandeng BRIN dan UNSW

Kompas.com - 25/09/2023, 18:47 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Biofarmasi, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana), menjalin kerja samadengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas New South Wales (UNSW) Australia dalam rangka pengembangan riset dan inovasi bidang kesehatan, khususnya pada teknologi mesengger RNA (mRNA).

Direktur Keuangan Etana Liauw Tek Kim menjelaskan, teknologi mRNA merupakan sebuah teknologi pengembangan produk biologi yang mulai dikenal luas saat pandemi Covid-19, di mana teknologi ini, memungkinkan pengembangan vaksin secara cepat.

Baca juga: Mengenal Etana, Pabrik Vaksin mRNA Indonesia yang Diresmikan Jokowi

Lebih lanjut ia bilang, teknologi mRNA dapat disesuaikan untuk mengembangkan obat dan vaksin sebagai respons terhadap permintaan produk biofarmasi inovatif dan fleksibel yang mendesak untuk kanker, penyakit menular dan penyakit lainnya.

Oleh karena itu, teknologi mRNA terus dikembangkan dalam penemuan produk-produk biologi baru, termasuk melalui kolaborasi yang dijalin antara Etana, BRIN dan UNSW.

“Dengan menandatangani nota kesepahaman ini, tiga pihak dapat mengembangkan terapi berbasis mRNA mulai dari merancang ide penelitian hingga produksi produk biologis dan produk vaksin di Indonesia untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam penelitian nasional dan sektor kesehatan,” tutur Kim, dalam keterangannya, Senin (25/9/2023).

Baca juga: Luhut Sebut Etana Gandeng China Produksi 70 Juta Dosis Vaksin mRNA pada Juli 2022

Sementara itu, Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian mengatakan, pihaknya telah melakukan kunjungan langsung ke laboratorium PT Etana dan FGD di Kawasan KST Soekarno Cibinong. Pihaknya berharap, kunjungan tersebut dapat memperkuat kolaborasi.

“Walaupun kemitraan tiga pihak ini baru dimulai tetapi implementasi dan manfaatnya sudah dapat dirasakan. Terutama bagi para periset di organisasi riset kesehatan dan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan serta para pusat riset di bawahnya yaitu Pusat Riset Vaksin dan Obat, Pusat Riset Rekayasa dan Genetika,” ucapnya.

Baca juga: Pimpinan DPR Klaim Indonesia Kembangkan Vaksin Etana, Sudah Uji Fase Ketiga


Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, teknologi mRNA menjanjikan dampak yang lebih efektif dibandingkan dengan platform pengembangan vaksin lainnya.

Waktu produksi lebih cepat dan vaksin yang dihasilkan jauh lebih banyak dibandingkan pengembangan vaksin tradisional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com