Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Nostalgia Marketing Menghadirkan Warna Hidup Berbeda

Kompas.com - 27/09/2023, 15:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kelima elemen experiential marketing ini bersinergi untuk menciptakan program pemasaran yang menyentuh hati konsumen.

Nostalgia marketing terkait erat dengan sense dan feel. Praktik yang biasa ditemukan seperti restoran berdesain kuno, menjual kembali makanan tradisional masa lampau, menawarkan produk zaman dulu yang sesungguhnya sudah tertinggal dari sisi teknologi, dan sebagainya.

Selain produk nostalgia, nostalgia juga diterapkan dalam desain iklan untuk produk non-nostalgia. Tema, simbol, dan ikon, dari masa yang lalu sengaja dipilih dan ditempatkan dalam iklan untuk membangkitkan perasaan nostalgia.

Kontinuitas diri dan nostalgia marketing

Pada perkembangan lain, sejumlah akademisi mengaitkan nostalgia dengan self-continuity (kontinuitas diri) seseorang.

Kontinuitas diri adalah fungsi diri yang penting dalam memori memungkinkan manusia menciptakan dan menghubungkan diri yang diingat secara koheren sepanjang waktu (Bluck dan Alea, 2008).

Hal ini terutama berkaitan dengan penggunaan ingatan pribadi untuk menghubungkan diri masa lalu dan masa kini.

Kontinuitas diri berkaitan erat dengan persepsi perasaan individu terhadap pergerakan melalui waktu kronologis. Kontinuitas diri dapat menjadi konsep penting dalam konteks nostalgia pribadi.

Keduanya memungkinkan individu berada di sini dan saat ini sambil terhubung dengan masa lalu pribadinya.

Nostalgia dan kontinuitas diri berkaitan erat. Membangkitkan nostalgia memungkinkan peningkatan persepsi kontinuitas diri (Sedikides dkk, 2015).

Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa membangkitkan nostalgia dapat membantu individu menciptakan dan mempertahankan identitas yang berkelanjutan (Sedikides dkk, 2008).

Nostalgia dan kontinuitas diri memiliki hubungan positif pada individu, memulihkan keseimbangan, dan mendorong emosi positif.

Dengan demikian, memunculkan nostalgia memainkan peran penting untuk menghasilkan keadaan psikologis positif (Wildschut, dkk, 2008).

Proses ini dapat mengarah pada perilaku konsumen yang positif seperti mendorong intensi pembelian dan membangun sikap positif terhadap brand.

Membangun kontinuitas diri pada individu memberikan dampak yang positif pada nostalgia marketing.

Pendekatan psikologis tampaknya tidak dapat dihindari lagi. Program-program pemasaran alternatif yang tidak biasa menjadi opsi di tengah kompetisi yang demikian ketat.

Dan deretan etalase yang menawarkan nuansa masa lalu makin menyemarakkan suasana di mal yang siang itu semakin padat pengunjung. Nostalgia marketing menghadirkan warna hidup yang berbeda.

*Dosen tetap Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com