Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan "Tech Winter" Bikin Startup Harus Lebih Bijak Kelola Keuangannya

Kompas.com - 27/09/2023, 15:01 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - "Tech winter" merupakan tantangan besar bagi perusahaan dan startup digital yang "menghantui" ekosiste, digital global. "Tech winter" merupakan periode penurunan investasi dan ketidakpastian yang dapat mengancam pertumbuhan industri teknologi.

Tantangan "Tech Winter" saat ini membuat perusahaan teknologi dan startup digital di Indonesia dihadapkan pada tugas penting untuk menciptakan keunikan, meminimalkan persaingan, serta menjadi lebih bijak dalam pengelolaan keuangan mereka.

Di luar itu, perusahaan juga memerlukan dukungan dalam berbagai aspek, seperti pemerataan digitalisasi, penguatan fundamental bisnis, peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta penerapan kerangka Environmental Social, Governance (ESG).

Baca juga: Siaga di Tengah Risiko Tech Winter

Menghadapi tantangan ini, Digiasia Bios melalui posisinya sebagai perusahaan Embedded Finance as a Service (EFaaS), tampil menghadirkan solusi inovatif dan turut mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.

"Sebagai perusahaan EFaaS pertama di Indonesia, kami memiliki misi untuk memberdayakan layanan keuangan di Indonesia dan mendemokratisasikan layanan perbankan yang sudah ada. Hal ini kami lakukan agar mitra kami dapat mengembangkan strategi perusahaan yang kokoh untuk bertahan dalam persaingan yang ketat," kata Alexander Rusli, founder Digiasia Bios, melalui keterangan pers, Rabu (27/9/2023).

Sebagai EFaaS, Digiasia Bios berfungsi sebagai medium integrasi antara 4 blok ekosistem digital utama: platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan berlisensi, dan jaringan retail offline. Teknologi penghubung ini memungkinkan pengguna SaaS untuk mengakses transaksi keuangan mereka dengan mulus dan inovatif tanpa meninggalkan aplikasi asalnya.

"Dari keempat lisensi teknologi yang dimiliki, yaitu KasPro, KreditPro, RemitPro, dan DigiBos, kami memungkinkan para mitra untuk membangun sistem konstruksi mandiri atas aplikasi/ platform keuangan/ fintech yang sudah mereka miliki. Kami ingin membantu para mitra menghadirkan pengalaman bertransaksi yang menyenangkan melalui omnichannel kepada target pengguna aplikasi mereka,” tambah Alex.

Baca juga: Soal Fenomena Tech Winter, Xendit: Jangan Hamburkan Uang dari Investor

 

Dalam skema strategi integrasi ekosistem digital saat ini, Digiasia Bios telah menghadirkan portal integrasi layanan keuangan, termasuk layanan pembayaran untuk konsumen dan B2B, sistem point of sale lending, pinjaman B2B, serta layanan perbankan (CASA).

Di masa depan, Digiasia Bios akan terus memperluas portofolio layanan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekosistem digital Indonesia.

“Dengan visi dan inovasi yang kami miliki, menunjukkan bahwa dalam menghadapi Tech Winter, Indonesia memiliki kekuatan untuk memimpin transformasi digital dan memperkuat ekosistem bisnis digitalnya. Konsep bisnis EFaaS membuka peluang besar dalam perjalanan ini, mendukung pertumbuhan bisnis digital yang berkelanjutan, serta memastikan inklusi keuangan bagi semua warga negara Indonesia,” tutup Alex.

Baca juga: Tech Winter Masih Bakal Berlanjut, Start-up Perlu Efisiensi

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com