Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Melemah, Kembali Dekati Level 80 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 06/10/2023, 08:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia turun sekitar 2 persen pada akhir perdagangan Kamis (5/10/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, memperpanjang penurunan hari sebelumnya yang mencapai lebih dari 5 persen.

Penurunan dipicu kekhawatiran pelemahan lebih besar terhadap permintaan bahan bakar ketimbang upaya pengurangan pasokan yang dilakukan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent turun 2,03 persen atau 1,74 dollar AS menjadi sebesar 84,07 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,3 persen atau 1,91 dollar AS ke level 82,31 dollar AS per barrel.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun 1 Persen Usai The Fed Tahan Suku Bunga

Kedua patokan harga minyak global tersebut sudah anjlok sekitar 5,6 persen atau 5 dollar AS pada penutupan perdagangan Rabu, setelah sebelumnya terus menguat mendekati level 100 dollar AS per barrel.

Kini selama dua hari terakhir terjadi penurunan yang paling tajam sejak bulan Mei pada minyak mentah Brent dan WTI.

"Para investor khawatir bahwa puncak permintaan konsumsi bahan bakar telah berlalu," ujar Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 2 Persen ke Level Terendah 3 Minggu

Arab Saudi dan Rusia yang tergabung dalam OPEC+ tetap pada kebijakan mereka untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak sebesar 1,3 juta barrel per hari hingga akhir tahun. Pemangkasan produksi ini sebagai upaya menjaga suplai minyak di pasar global tetap ketat.

Kendati begitu, data pemerintah AS pada hari Rabu menunjukkan penurunan tajam permintaan bensin di negara tersebut. Pasokan bensin jadi, yang mengindikasikan tingkat permintaan, turun pekan lalu ke level terendah sejak awal tahun ini.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Rebound di Tengah Kekhawatiran Ketatnya Pasokan

 


Beberapa penyebab hancurnya permintaan bensin di AS kemungkinan karena hujan deras yang mengakibatkan banjir di New York pada Jumat lalu. Kemudian adanya badai Ophelia yang mengguyur wilayah Timur Laut dengan hujan lebat pada akhir September.

Secara musiman, konsumsi bensin AS berada pada level terendah dalam 22 tahun, menurut analis komoditas JP Morgan.

"Saya tidak melihat permintaan bensin akan melebihi 8,5 juta barrel per hari hingga musim belanja liburan tiba, dan itu akan menjadi masalah bagi pasar," kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York.

Minyak pemanas berjangka AS turun lebih dari 5 persen karena ekspektasi larangan ekspor bahan bakar Rusia yang diberlakukan bulan lalu akan segera dicabut dan gangguan suplai tidak akan separah yang diantisipasi pasar.

Data pada hari Rabu juga menunjukkan sektor jasa AS melambat sementara ekonomi zona euro mungkin menyusut pada kuartal terakhir.

Dollar AS memang melemah, namun tetap berada di dekat level tertinggi 11 bulan, yang membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Kondisi ini mengurangi minat terhadap minyak mentah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com