Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Indonesia, Negara Agraris yang Terus-terusan Impor Beras

Kompas.com - Diperbarui 14/10/2023, 22:19 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kenaikan harga beras secara signifikan sejak beberapa bulan terakhir, memaksa pemerintah untuk membuka keran impor beras dari luar negeri. Beberapa negara yang dijajaki adalah China, India, Vietnam, Thailand, dan Pakistan.

Untuk diketahui saja, panen raya padi di sejumlah daerah di Tanah Air memang mengalami keterlambatan. Kondisi ini karena musim kering yang lebih lama dampak dari anomali cuaca El Nino.

Kebijakan impor beras ini seolah jadi ironi bila mengingat janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Indonesia bisa melakukan swasembada beras. Bahkan, janji swasembada sudah diucapkan berulangkali sejak periode pertamanya memimpin Indonesia.

Sementara itu, Kementerian Pertanian sampai hari ini masih ngotot produksi dalam negeri yang ditambah impor membuat Indonesia bisa surplus. Meski faktanya di lapangan harga beras tetap tinggi.

Mengutip Harian Kompas dari data Kementan, total produksi beras Januari-Desember 2023 tercatat 30,83 juta ton. Ditambah total beras impor Bulog 2,9 juta ton, stok akhir tahun diperkirakan 33,73 juta ton.

Baca juga: China Mau Pasok Beras ke Indonesia, Totalnya 1 Juta Ton

Dengan kebutuhan setahun 30,84 juta ton, berarti akhir tahun masih akan ada surplus 2,89 juta ton. Data yang dirilis Kementan ini pun dipertanyakan karena dinilai tidak akurat dengan fakta di lapangan.

Rencana dan realisasi impor beras

Perum Bulog mencatat, realisasi impor beras yang sudah masuk wilayah Indonesia hingga 22 September 2023 adalah sebanyak 1.028.478 ton. Sementara itu, kontrak atas 1,85 juta ton beras impor juga sudah selesai dilakukan.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengungkapkan pemerintah masih akan menjajaki beberapa negara lain untuk memenuhi kuota penugasan impor beras tambahan untuk Desember 2023 hingga awal 2024, sebesar 1,5 juta ton.

"Begitu ada penugasan itulah yang akan kami lakukan. Kami jajaki negara mana di antara Vietnam, Thailand, Pakistan bisa kalau mereka tidak bisa menutup keran ekspor seperti India, saya akan menghubungi China," kata Budi dikutip dari Antara, Sabtu (14/10/2023).

Baca juga: Kata Buwas, Impor Beras dari China Jadi Opsi Terakhir

Budi menjelaskan, pemerintah China menyatakan siap untuk mengimpor 1 juta ton beras apabila sewaktu-waktu Indonesia membutuhkan. Pemerintah Indonesia mengapresiasi komitmen dari Negeri Tirai Bambu ini.

Namun, menurutnya, pemerintah akan terlebih dahulu menjajaki negara-negara lain sebelum memutuskan untuk mengimpor dari China salah satunya mempertimbangkan selisih harga yang diberikan.

Pemerintah menargetkan bisa mengimpor 1,5 juta ton beras hingga awal 2024. Namun, Budi mengakui bahwa target tersebut belum tentu tercapai.

"1,5 juta kita usahakan sesegera mungkin tapi menurut saya belum tentu kita bisa dapat semua, paling diupayakan 500 ribu ton.bKarena tadi, yang dibutuhkan 700 ribu ton kalau dipakai sampai akhir tahun berarti 1,2 juta ton kan aman untuk persiapan Januari-Maret 2024," kata Budi.

Baca juga: Impor Beras dan Janji Swasembada yang Berulang Kali Diucapkan Jokowi

Tahun depan berencana impor lagi

Budi Waseso berujar, pemerintahan Presiden Jokowi berencana untuk kembali melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton pada tahun 2024.

"Jangan dikatakan pasti impor, untuk jamin keamanan Bulog dikasih penugasan seperti tahun ini, untuk tahun depan, yaitu mengimpor 2 juta ton beras," kata Buwas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 12 Oktober 2023.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com