Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Dipimpin Gibran, Kota Solo Kebanjiran Proyek "Pusat" | TikTok E-commerce Diprediksi "Bakar Uang" Besar-besaran

Kompas.com - 19/10/2023, 05:40 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

1. Dipimpin Gibran, Kota Solo Kebanjiran Proyek "Pusat", Ini Deretannya

Sosok Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan sejak beberapa hari terakhir. Ia digadang-gadang menjadi Calon Wakil Presiden RI (Cawapres) mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Gibran Rakabuming sendiri mengklaim, selama memimpin Solo, dirinya berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi daerahnya hingga 6,25 persen dari sebelumnya hanya minus 1,74 persen.

Namun demikian, banyak pihak yang meragukan kemampuan putra sulung Presiden Jokowi tersebut. Alasannya karena pembangunan infrastruktur Solo yang bersumber dari APBN pemerintah pusat, sejak dua tahun terakhir memang meningkat sangat pesat.

Pasalnya, entah kebetulan atau tidak, di era Gibran menjabat Wali Kota Solo dan ayahnya menjabat Presiden RI, banyak proyek pemerintah pusat digeber di Kota Surakarta. Kondisi menguntungkan yang belum tentu didapat di daerah lainnya di Tanah Air.

Selengkapnya baca di sini

2. TikTok E-commerce Diprediksi "Bakar Uang" Besar-besaran

TikTok Indonesia disinyalir akan membuka layanan bisnisnya yakni TikTok e-commerce. Hal itu menyusul manajemen TikTok yang membuka lowongan pekerjaan untuk mengisi posisi di e-commerce TikTok Indonesia di Jakarta.

Menanggapi hal itu, Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda mengungkapkan hadirnya TikTok e-commerce menjadi pesaing serius e-commerce lain yang memiliki fitur live shopping.

"Apalagi TikTok pasti akan 'bakar uang' di awal kehadirannya," ujar Nailul saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/10/2023).

Nailul juga menilai, langkah yang dipilih TikTok untuk membuka bisnisnya dagangnya sangat tepat. Apalagi sebelumnya market di TikTok Shop sudah besar.

Selengkapnya baca di sini

3. Ibu Kota Pindah ke IKN, Faisal Basri: Mati Itu Kereta Cepat

Kontroversi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) tak kunjung mereda meski kini sudah beroperasi. Proyek ini mengalami pembengkakan sangat besar dan membuat APBN Indonesia tekor karena harus ikut mendanai, meski hal ini sejatinya mengingkari janji pemerintah.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri khawatir proyek ratusan triliun rupiah ini sulit balik modal bila penumpangnya tidak mencapai target.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com