Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluas Segmen, Asuransi Perlu Ditopang Teknologi dan Infrastruktur Pemasaran

Kompas.com - 19/10/2023, 05:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri asuransi perlu memperdalam penetrasi ke tingkat masyarakat bawah. Hal tersebut merupakan salah hal yang ingin dicapai dengan peningkatan inklusi di industri asuransi.

Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila mengatakan, untuk mencapai tujuan tersebut, maka premi asuransi sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya alat ukur industri asuransi.

"Sekarang banyak asuransi itu segmennya atas kan ya, jadi seolah-olah alat ukurnya itu premi. Ini jadi agak sulit," kata dia saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Ia menambahkan, ketika perusahaan asuransi hanya dilihat dari besaran premi, maka semua pemain akan menyasar kelas atas.

Baca juga: Industri Asuransi Perlu Mulai Pakai AI, Ini Manfaatnya

Adapun, perusahaan asuransi yang dapat menyasar segmen bawah hanya perusahaan asuransi yang memiliki kerja sama dengan bank.

"Itu baru bisa jual produk yang murah," imbuh dia.

Iwan menuturkan, kerja sama dengan bank memungkinkan perusahaan asuransi melayani segmen yang sangat rural, misalnya pelaku UMKM yang mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Namun begitu, untuk menyediakan premi murah di segmen bawah tersebut diperlukan teknologi dan infrastruktur pemasaran yang mumpuni.

Baca juga: Tumbuhkan Kepercayaan Masyarakat, Literasi dan Inklusi Asuransi Perlu Ditingkatkan

"Misal Rp 50.000 per tahun, untuk biaya operasional asuransi akan susah, tapi kalau bisa jual jutaan per bulan cukup sebenarnya," terang dia.

Sebagai konsekuensinya, asuransi yang akan masuk ke segmen ini perlu hadir dalam bentuk digital, baik dalam pendaftaran polis maupun ketika klaim.

"Misal kalau mau klaim jangan ada yang mintain lagi mana polisnya, kan bisa dicek digital," tandas dia.

Baca juga: Pentingnya Asuransi Mikro untuk Pelaku UMKM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com