Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kian Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Lewati Level Rp 15.800 per Dollar AS

Kompas.com - 19/10/2023, 10:53 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pelemahan nilai tukar rupiah di pasar spot berlanjut pada awal perdagangan Kamis (19/10/2023) hari ini. Bahkan, kurs rupiah telah melewati level Rp 15.800 per dollar AS.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,43 persen ke level Rp 15.798 per dollar AS.

Pelemahan rupiah berlanjut pada awal perdagangan, di mana sampai dengan pukul 09.56 WIB, rupiah terdepresiasi 0,70 persen ke level Rp 15.840 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Tertekan, BI Berpotensi Kerek Suku Bunga?

Pelemahan nilai tukar rupiah itu selaras dengan indeks dollar AS yang bergerak cenderung menguat. Berdasarkan data Investing, indeks dollar AS (DXY) pagi hari ini berada di kisaran 106,58.

Analis pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah pada pagi hari ini salah satunya disebabkan oleh eskalasi konflik antara Israel dengan Hamas. Konflik yang telah memakan ribuan korban jiwa itu membuat ketidakpastian global semakin buruk.

Ia menjelaskan, memanasnya konflik Israel dengan Hamas, yang ditandai oleh hancurnya Rumah Sakit Gaza akibat tembakan rudal mendorong penguatan harga aset safe haven seperti dollar AS dan emas.

"Naiknya rupiah ke Rp 15.800 ini karena makin bertambahnya ketidakpastian dengan konflik Israel Hamas ini," ujar dia, kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Sentimen lain yang menekan pergerakan rupiah ialah, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang kembali meningkat. Tercatat imbal hasil obligasi tenor 10 tahun AS meningkat ke level tertinggi 4,9 persen pada Rabu (18/10/2023) kemarin.

"Naiknya yield ini mengindikasikan ekspektasi pasar bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama untuk menurunkan inflasi AS sesuai harapan petinggi Bank Sentral AS semalam, Christopher Waller dan John Williams," kata Ariston.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com