Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Nilai Tukar Rupiah hingga Akhir Tahun

Kompas.com - 13/10/2023, 16:11 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bahana TCW Investment menjelaskan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tertekan sejak bulan lalu. Tak hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia juga menghadapi tekanan serupa.

Sebagai contoh, bath Thailand dan ringgit Malaysia mengalami depresiasi yang cukup dalam sejak awal tahun ini.

Ekonom PT Bahana TCW Investment Management Emil Muhamad menuturkan, pelemahan rupiah disebabkan oleh perpaduan faktor global dan domestik.

Baca juga: Kurs Rupiah Tembus Rp 15.700 Berdampak ke Inflasi? Ini Kata Airlangga

Secara global, indeks dolar DXY menguat sebesar 2,45 persen sejak awal tahun, sehingga menekan hampir semua mata uang di dunia termasuk Indonesia.

"Tingginya yield obligasi AS (Amerika Serikat) juga memicu keluarnya dana-dana asing dari pasar obligasi negara berkembang," kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (13/10/2023).

Selain dua faktor tersebut, Indonesia juga mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II-2023. "Meskipun tidak terlalu besar," timpal dia.

Meskipun begitu, Emil yakin penguatan indeks dollar DXY yang terjadi saat ini sifatnya sementara.

Indeks Dollar DXY ke depan diproyeksikan akan melemah kembali sepanjang tidak terjadi eskalasi perang besar.

Dengan demikian, masih terbuka peluang bagi penguatan rupiah dan mata uang Asia lainnya.

Secara rinci, Emil menjabarkan, mata uang Asia telah melemah 4,43 persen sejak awal tahun sampai saat ini.

Baca juga: Tertekan Sentimen Perang Israel-Hamas, Rupiah Sentuh Level Terendah Sejak November 2022

Pelemahan nilai tukar tersebut hanya tidak terjadi pada Jepang. Misalnya, ringgit Malaysia tertekan hingga 6,57 pesen.Sedangkan, baht Thailand terdepresiasi sebesar 6,42 persen.

Adapun, pelemahan rupiah sekitar 0,88 persen sepanjang tahun atau year to date (YTD).

Emil sendiri menyebut, pihaknya mengantisipasi Rupiah bergerak pada kisaran Rp 15.200–15.800 per dollar AS dengan kecenderungan menguat ke batas bawah.

"Kami memperkirakan rupiah masih memiliki peluang berbalik menguat hingga akhir tahun, seiring dengan penurunan yield obligasi global yang dapat membuat instrumen keuangan dalam negeri kembali menarik minat investor untuk masuk," tutup Emil.

Baca juga: Rupiah Tembus Rp 15.700 Per Dollar AS, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com