Yield obligasi tenor 10 tahun bergerak di sekitar 4,86 persen pagi ini, sebelumnya di sekitar 4,99 persen. Serangan darat Israel yang ditunda mungkin membantu menurunkan kekhawatiran pasar.
“Dollar AS terkoreksi terhadap major currency pada perdagangan kemarin dan berlanjut hari ini. Pasar masih memperhatikan perkembangan konflik di Timur Tengah. Sementara itu, sebagian indeks saham Asia masih bergerak negatif seperti Nikkei, Hang Seng, Kospi,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Baca juga: IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah Hari Ini
Ariston memperkirakan rupiah berpeluang melemah terhadap dollar AS ke arah Rp 15.950 per dollar AS dengan potensi penguatan di sekitar Rp 15.900 per dollar AS.