“CAPEK” dengan kemiskinannya, sekitar 2,2 juta masyarakat berpenghasilan rendah adalah penjudi. Begitu temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Secara total, nilainya pun cukup fantastis, mencapai Rp 52 triliun.
Masalah kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh Indonesia saja, namun menjadi permasalahan global. Oleh karenanya, masyarakat global menempatkan “Dunia tanpa Kemiskinan” pada 2030 sebagai sasaran pertama dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Secara global, tercatat adanya penurunan kemiskinan ekstrem dari 36 persen pada 1990 menjadi 10 persen pada 2015.
Namun, pandemi COVID 19 menyebabkan persentase kimiskinan global naik dari 8,4 persen pada 2019 menjadi 9,5 persen pada 2020.
Bahkan, PBB memproyeksikan terdapat sekitar 657 juta - 676 juta orang tinggal di hunian yang mengenaskan pada 2022.
Kemiskinan bersifat multidimesional. Tidak hanya mencakup masalah ekonomi saja, tetapi menyangkut banyak aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, kesehatan, dan lainnya.
Namun, dalam pendekatan kuantitatif kemiskinan sering dikaitkan dengan beberapa hal seperti jumlah kepemilikan barang dan kalori yang dikonsumsi.
Pengertian kemiskinan pun bermacam-macam, yakni kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan struktural dan lainnya.
Demikian juga mengenai pengukuran kemiskinan. Terdapat beberapa pengukuran kemiskinan antara lain jumlah orang miskin (headcount index) secara absolut maupun dalam persentase, indeks kedalaman kemiskinan, dan indeks keparahan kemiskinan.
Kedua indeks yang terakhir adalah mengukur jarak kemiskinan terhadap garis kemiskinan dan distribusi pendapatan dalam kelompok miskin.
Kemiskinan dikaitkan dengan ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Permasalahan kemiskinan lebih kompleks dari sekadar ketidakberdayaan ekonomi.
Kemiskinan dalam masyarakat dapat memicu peningkatan tindak kriminalitas, ketimpangan pendapatan, kecemburuan sosial mudah tersulut, ketidak setabilan politik, dan lain sebagainya.
Nampaknya ada kecenderungan masyarakat miskin ingin cepat kaya. Menjadi kaya secara instan. Hal inilah yang menyebabkan banyak warga miskin memilih judi untuk menjadi kaya.
Didukung dengan perkembangan tekonologi informasi, slot judi online semakin marak, sangat mudah ditemukan pada platform. Slot judi online muncul saat seseorang sedang menggunakan media sosialnya.