Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
MG Westri Kekalih Susilowati
Dosen

Westri Kekalih Susilowati. Dosen di fakultas Ekonomi dan Bisnis Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang

Judi dan Kemiskinan

Kompas.com - 24/10/2023, 05:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“CAPEK” dengan kemiskinannya, sekitar 2,2 juta masyarakat berpenghasilan rendah adalah penjudi. Begitu temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Secara total, nilainya pun cukup fantastis, mencapai Rp 52 triliun.

Kompleksitas kemiskinan

Masalah kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh Indonesia saja, namun menjadi permasalahan global. Oleh karenanya, masyarakat global menempatkan “Dunia tanpa Kemiskinan” pada 2030 sebagai sasaran pertama dalam Sustainable Development Goals (SDGs).

Secara global, tercatat adanya penurunan kemiskinan ekstrem dari 36 persen pada 1990 menjadi 10 persen pada 2015.

Namun, pandemi COVID 19 menyebabkan persentase kimiskinan global naik dari 8,4 persen pada 2019 menjadi 9,5 persen pada 2020.

Bahkan, PBB memproyeksikan terdapat sekitar 657 juta - 676 juta orang tinggal di hunian yang mengenaskan pada 2022.

Kemiskinan bersifat multidimesional. Tidak hanya mencakup masalah ekonomi saja, tetapi menyangkut banyak aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, kesehatan, dan lainnya.

Namun, dalam pendekatan kuantitatif kemiskinan sering dikaitkan dengan beberapa hal seperti jumlah kepemilikan barang dan kalori yang dikonsumsi.

Pengertian kemiskinan pun bermacam-macam, yakni kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan struktural dan lainnya.

Demikian juga mengenai pengukuran kemiskinan. Terdapat beberapa pengukuran kemiskinan antara lain jumlah orang miskin (headcount index) secara absolut maupun dalam persentase, indeks kedalaman kemiskinan, dan indeks keparahan kemiskinan.

Kedua indeks yang terakhir adalah mengukur jarak kemiskinan terhadap garis kemiskinan dan distribusi pendapatan dalam kelompok miskin.

Kemiskinan dikaitkan dengan ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Permasalahan kemiskinan lebih kompleks dari sekadar ketidakberdayaan ekonomi.

Kemiskinan dalam masyarakat dapat memicu peningkatan tindak kriminalitas, ketimpangan pendapatan, kecemburuan sosial mudah tersulut, ketidak setabilan politik, dan lain sebagainya.

Ingin kaya secara instan

Nampaknya ada kecenderungan masyarakat miskin ingin cepat kaya. Menjadi kaya secara instan. Hal inilah yang menyebabkan banyak warga miskin memilih judi untuk menjadi kaya.

Didukung dengan perkembangan tekonologi informasi, slot judi online semakin marak, sangat mudah ditemukan pada platform. Slot judi online muncul saat seseorang sedang menggunakan media sosialnya.

Secara rata-rata, data Indonesia menujukkan bahwa nominal transaksi judi online meningkat sangat cepat, yakni 119,17 persen periode 2017-2022, dari Rp 2.010 triliun pada 2017 menjadi Rp 69,613 triliun pada 2022.

Pertumbuhan sangat tinggi terjadi pada 2020 ke 2021 dengan pertumbuhan 267,26 persen. Jumlah transaksi yang dianalisis PPATK meningkat dengan rata-rata 256,41 persen pada periode yang sama.

Pada 2020 ke 2021 meningkat sangat fantastis sebesar 673,75 persen.

Miskin merupakan kondisi yang bertolak belakang dengan sejahtera yang menjadi impian setiap orang.

Pada dasarnya setiap orang dapat dan berhak untuk sejahtera. Ibaratnya, kesejahteraan adalah ikan di laut di mana semua orang bisa memilikinya secara gratis. Namun, orang harus berjuang untuk mengambil ikan-ikannya.

Maka, mereka juga harus mau bekerja dengan serius dengan cara yang benar dan tidak mudah menyerah.

Meminjam istilah Rhenald Kasali (2005), bekerja ibarat permainan kartu di mana kemenangan akan diperoleh jika seseorang "4As", yaitu KerjakerAS (bekerja keras), kerjacerdAS (bekerja cerdas), kerjaikhLAS (bekerja ikhlas), dan kerjatuntAS (bekerja tuntas).

Oleh karena itu, ke-empat “AS” tersebut dapat dijadikan dasar program pemberdayaan masyarakat miskin untuk mengatasi kemiskinannya sendiri.

Harus ada tindakan dan upaya untuk mencapai tujuan tersebut. “Nothing will be done if you only wish”, keingingan untuk menjadi sejahtera akan berhenti menjadi keinginan jika tidak disertai perjuangan.

Bekerja cerdas berarti secara kreatif memilih, mencari, menciptakan dan mengambil keputusan, mempertimbangkan “apa, bagaimana dan mengapa” dalam risiko, mampu melihat peluang dan menemukan solusi untuk mencapai manfaat yang diharapkan.

Bekerja ikhlas artinya mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa ada keluhan untuk menata bagian-bagiannya secara terpadu dari awal sampai akhir dan mencapai hasil yang maksimal.

Keempat AS tersebut akan menjadi motivasi dan kerangka berpikir dalam mengambil keputusan masyarakat jauh dari kemiskinan.

Literasi keuangan rendah

Paradigma rata dengan cara keluar dari kemiskinan yang ada dalam masyarakat adalah ketika orang berkutat pada apa yang tidak atau belum dimiliki.

Seseorang menjadi lupa dengan apa yang telah dimiliki, artinya orang melupakan potensi yang ada pada dirinya.

Alih-alih mengembangan potensi yang ada pada dirinya, malahan melupakan potensi dan fokus pada apa yang tidak dimiliki. Hal demikian merupakan akibat dari rendahnya literasi keuangan.

Rendahnya literasi keuangan, khususnya dalam hal mengelola keuangan dapat diduga sebagai penyebab kuat warga miskin memilih judi untuk menjadi kaya.

Dalam kehidupan sehari-hari di dalam pengelolaan keuangannya, warga miskin cenderung untuk membelanjakan semua pendapatannya. Tidak ada bagian dari pendapatannya yang disisihkan untuk tabungan.

Alasan tidak menabung sangat klise, yaitu bagaiamana bisa menabung jika untuk makan sehari-hari saja kurang? Jika hal demikian terjadi secara terus menerus, maka kemiskinan pada dirinya akan melekat secara permanen.

Pemahaman yang rendah mengenai pengelolaan keuangan, warga miskin tidak menyadari bahwa tidak ada orang menjadi kaya dengan berjudi.

Terdapat banyak tantangan yang memengaruhi bagaimana kondisi kehidupan ekonomi seseorang. Meskipun kehidupan tidak semata-mata ditentukan oleh kecukupan materi, namun urusan ekonomi merupakan bagian yang sangat penting. Oleh karenanya, keuangan menjadi penting.

Seseorang, sebagai pridadi maupun keluarga dituntut untuk mampu mengelola keuangannya sedemikian rupa guna menyikapi adanya tekanan kebutuhan.

Kesalahan pengelolaan keuangan sering menjadi sumber konflik atau sumber masalah yang justru merusak keharmonisan dalam rumah tangga maupun hidup bermasyarakat.

Pengelolaan keuangan yang baik bermanfaat untuk menumbuhkan kesadaran, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang serta menggerakan potensi seseorang.

Dengan pengelolaan keuangan yang baik diharapkan kebutuhan ekonomi terpenuhi secara optimal dan seseorang/keluarga semakin sejahtera.

Kunci keberhasilan menjadi sejahtera adalah memiliki perencanaan keuangan yang baik, melakukan pembelanjaan sesuai rencana dan mengevaluasinya.

Pengeluaran dilakukan sesuai dengan prioritas dan urgensi dari kebutuhan dan tujuan hidup. Perencanaan keuangan akan menjadi pedoman dalam mencari sumber-sumber penghasilan sekaligus pengendali atau “rem” dalam membelanjakan uang serta menyisihkan terlebih dahulu untuk tabungan.

Sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan, khususnya bagaimana mengelola keuangan secara bijak penting untuk dilakukan.

Pada dasarnya, OJK telah mengembangkan materi-materi pengelolaan keuangan dengan benar. OJK dapat merangkul berbagai pihak untuk bekerjasama mengedukasi pengelolaan keuangan dengan benar agar memberikan dampak optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com