Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Ekosistem Kripto dalam Keuangan Syariah, Ini Pendapat AMCI

Kompas.com - 09/11/2023, 08:59 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Media Crypto Indonesia (AMCI) menilai pentingnya ekosistem kripto mengutamakan etika dalam keuangan syariah. Sebab, sudah mulai banyak pandangan keuangan syariah yang merangkul pendekatan blockchain dan kripto.

Isybel Harto, selaku Founder Aliansi Media Crypto Indonesia (AMCI), menyampaikan transisi ini tidak akan terjadi hanya dengan pertumbuhan sektor ini saja, perlu prasyarat lainnya untuk mempertahankan standar etika yang tinggi yang melekat pada keuangan Islam.

"Pentingnya untuk menyelaraskan keuangan Islam dengan kemajuan blockchain dan kriptokurensi tanpa mengorbankan integritas etika dalam prinsip-prinsip inti," kata Isybel melalui keterangan pers, Kamis (9/11/2023).

Menurutnya, keuangan Islam berakar pada seperangkat standar etika yang mencakup transaksi keuangan dan aspek-aspek yang lebih luas dari kehidupan Muslim.

Saat ini sejumlah pandangan cendekiawan muslim mulai menafsirkan kripto. Misal, pada Maret 2023, Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan rencana Central Bank Digital Currency (CBDC) untuk mempercepat transformasi digital sektor jasa keuangan negara tersebut.

Regulator Dubai, Virtual Assets Regulatory Authority, menarik perusahaan-perusahaan kripto global, berdiri sebagai jembatan antara inisiatif digital Islam dan kripto.

Menurut laporan baru-baru ini oleh Chainalysis, kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara merupakan ekonomi kripto terbesar keenam dengan perkiraan nilai on-chain yang diterima sebesar 389,8 miliar dollar AS (7,2 persen dari volume transaksi global) selama Juli 2022 - Juni 2023.

Baca juga: Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Potensi “Cuan” Investasi di Saham dan Kripto?

Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbesar dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. telah menasionalisasi bursa kripto di bawah satu atap -PT Bursa Komoditi Nusantara (BKN) atau Bursa Berjangka Komoditi.

Lima dari 20 negara teratas dalam Indeks Adopsi Kripto adalah negara mayoritas Muslim, termasuk Turki (di mana lebih dari separuh populasinya berinvestasi dalam kripto), Nigeria, Indonesia, Pakistan, dan Maroko.

Menurut Isybel, kripto syariah harus memberikan solusi holistik yang memenuhi kebutuhan keuangan komunitas Muslim yang beragam.

"Kita harus mempertimbangkan strategi ekosistem yang mencakup aplikasi terdesentralisasi dan kemitraan dengan mereka yang ingin menggunakan mata uang digital sebagai pilihan gaya hidup yang sesuai dengan moral, apalagi sebagai opsi pembayaran."

Baca juga: Tips Aman Investasi Kripto

Kripto di RI

Sebagai informasi, laporan Geography of Cryptocurrency tahun 2023 yang dirilis oleh Chainalysis menunjukkan Indonesia berada di posisi ke-7 dunia dalam adopsi aset kripto oleh masyarakat biasa (grassroot) dibandingkan dengan laporan tahun 2022 di posisi 20.

Laporan perusahaan analisis blokchain ini mengurutkan negara-negara berdasarkan aktivitas dan volume on-chain, paritas daya beli (PPP) per kapita dan metrik lain yang dapat memberikan gambaran umum tentang produktivitas ekonomi dan standar hidup suatu negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com