Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Aksi Boikot Produk Pro Israel, Menkop Lihat Peluang UMKM

Kompas.com - 11/11/2023, 07:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi boikot produk-produk yang berkaitan dengan Israel belakangan santer terdengar di tengah perang Israel dan Hamas. Aksi tersebut dilakukan sebagai protes masyarakat global.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki melihat aksi boikot ini sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan produk dalam negeri untuk bisa menembus pasar global.

Sebab, konsumen global saat ini tidak hanya memilih suatu produk berdasarkan kualitas dan harga saja, tetapi juga melihat dari nilai-nilai yang dibawa produk tersebut.

Baca juga: Menko Airlangga: Perang Israel-Hamas Bikin Dunia Enggak Bisa Napas Lagi

"Saya kira itu suatu peluang karena sekarang ini apa yang disebut dengan free trade, gerakan konsumen dunia itu kan bukan hanya sekadar murah, berkualitas, tapi juga ada nilai-nilai lain," ujarnya saat acara Revolusi Lokal di Senayan Park, Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Dia melanjutkan, setidaknya ada tiga hal yang kini menjadi pertimbangan konsumen global dalam memilih suatu produk yaitu profit (keuntungan), people (kemanusiaan), dan planet (ramah lingkungan).

Oleh karenanya, dia yakin produk dalam negeri dapat bersaing di pasar global dengan memanfaatkan isu-isu sosial seperti konflik Israel-Hamas.

Baca juga: Ramai Boikot Produk Pro Israel, Ini Kata Kemenperin

"Jadi makanya produk-produk lokal dengan narasi sosial sangat bagus misalnya pro lingkungan, pro pemberdayaan ekonomi masyarakat pinggiran, dan sebagainya itu punya selling point tersendiri. Karena itu, itu penting juga branding-branding semacam itu.

Sementara itu pada berita sebelumnya, Pelaksana Tugas (PLT) Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan, pihaknya selaku pembina industri nasional, tidak dalam posisi mendukung ataupun menolak gerakan boikot produk-produk tersebut, melainkan fokus pada upaya pengetatan arus barang impor.

"Ranah Kemenperin adalah menjalankan kebijakan-kebijakan yang mendukung produktivitas dan daya saing sektor industri. Saat ini, fokus kami adalah langkah-langkah pengetatan arus barang impor untuk mendukung pengembangan pasar dalam negeri," kata Putu dalam keterangan tertulis, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Begini Cara Amerika Serikat Mendanai Israel Perang Lawan Hamas

Putu mengatakan, upaya perlindungan industri dalam negeri dari masuknya produk-produk impor terus digencarkan oleh pemerintah melalui pengetatan arus masuk barang impor, serta merombak aturan-aturan terkait tata niaga impor di dalam negeri.

Dia berharap pengetatan produk impor dapat mendorong peningkatan penggunaan produk-produk dalam negeri yang juga memiliki kualitas unggul.

Baca juga: Implikasi Konflik Israel-Hamas terhadap Dinamika Energi Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com