Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Indonesia Ajak Mahasiwa Pertanian Jadi Pendamping Petani

Kompas.com - 12/11/2023, 07:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) meluncurkan Taruna Makmur untuk memberikan pendampingan budidaya dan memberikan layanan agronomis bagi petani yang bergabung pada Program Makmur.

Taruna Makmur ini berasal dari mahasiswa yang bersekolah di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dari lima daerah di seluruh Indonesia, yaitu Polbangtan Bogor, Yogyakarta, Malang, Medan, dan Gowa.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, jumlah taruna yang dilantik sebanyak 76 orang dan akan meningkat hingga mencapai 500 taruna yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Selanjutnya, para taruna ini akan didorong menjadi petani mandiri.

"Karena petani milenial itu penting, tanpa ada petani baru, tahun 2040-2050 sudah tidak ada lagi petani di Indonesia. Jadi mereka ini kita dorong tidak hanya sebagai pendamping tetapi juga nantinya harapannya menjadi petani mandiri," ujarnya setelah acara Jambore Makmurdi kawasan PT Pupuk Kujang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (11/11/2023).

Baca juga: Genjot Produktivitas, Pupuk Indonesia Dorong Petani Manfaatkan Program Makmur

Program Makmur sendiri dicetuskan dan diluncurkan pada 2021 oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Program ini merupakan ekosistem pertanian yang menghubungkan dan memudahkan akses petani terhadap teknologi pertanian, permodalan, asuransi, kemudahan akses petani terhadap pupuk dan sarana pertanian yang berujung pada peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan petani.  

Adapun kinerja program Makmur hingga Oktober 2023, sudah terealisasi di atas lahan seluas 306.775 hektar dengan jumlah petani 90.632 orang.

Sementara itu per 9 November 2023, realisasi program Makmur dengan peningkatan realisasi tanam mencapai 67 persen, dan produktivitas tanaman padi juga meningkat sebesar 13 persen, jagung 12 persen, dan tebu 3 persen. Sementara itu, pendapatan petani meningkat sebesar 13 persen untuk padi, 15 persen untuk jagung, dan 5 persen untuk tebu. 

Baca juga: Hasil Program Makmur, Produksi Tebu Naik Jadi 160 Juta Ton Per Hektar

 


Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menambahkan, ekosistem pangan yang dibangun melalui Program Makmur ini merupakan suatu program yang sangat baik dalam menata ketahanan pangan nasional yang tangguh.

"Melalui program Makmur ini ekosistem yang sangat baik, dulu di awal-awal kita mulainya 50.000 hektar, 100.000, hingga sekarang bisa mencapai 360.000 hektar," ucap Arief.

Terlebih saat iniproduksi pangan harus berbasis custom based, yaitu berdasarkan permintaan pasar sehingga antara produksi dan kebutuhan harus dapat terkoneksi dengan baik. 

"Badan Pangan Nasional saat ini mempersiapkan neraca pangan nasional, di mana ini menjadi titik awal kita dalam melakukan kegiatan di sektor pertanian. Kita sudah tahu berapa kebutuhan, berapa stok, berapa yang harus diproduksi. Sehingga dengan ini, dapat dibuat perencanaan untuk memastikan produksi pangan yang cukup dan berbasis kebutuhan di lapangan," tutur Arief.

Baca juga: Kementan Ungkap Alasan Tunjuk Lesti Kejora Jadi Duta Petani Milenial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com