Rupiah melemah 15 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.695 per dollar AS.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dollar AS terjadi karena pasar masih mengantisipasi pernyataan beberapa pejabat bank sentral AS pekan lalu.
Baca juga: Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI
Pimpinan The Fed Jerome Powell masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan AS lagi untuk menurunkan tingkat inflasi AS yang sampai saat ini masih belum turun ke level target 2 persen.
“Potensi pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini. Potensi pelemahan hari ini ke arah Rp 15.730 per dollar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp 15.630 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Selain itu, Ariston menilai ada beberapa sentimen eksternal yang juga masih berpotensi mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan menekan rupiah seperti konflik di Timur Tengah yang masih berlangsung.
Kemudian, isu pelambatan ekonomi China juga membayangi pasar dimana pekan lalu, aktivitas ekspor China pada Oktober menunjukkan penurunan melebihi konsensus pasar. China juga melaporkan terjadi deflasi yang bisa diartikan penurunan permintaan dan pelambatan ekonomi di China.
Baca juga: Menutup Pekan, IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah
“Di sisi lain, downgrade outlook utang AS oleh Moody’s bisa memberikan sentimen negatif untuk dollar AS dan mungkin ini bisa menahan penguatan dollar AS hari ini,” tegas dia.