Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Melemah

Kompas.com - 13/11/2023, 09:55 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (13/11/2023). 

Hal ini berbeda dengan kurs rupiah yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang mengalami penguatan terbatas.

 

Baca juga: Bagaimana Proyeksi IHSG di Awal Pekan? Ini Rekomendasi Sahamnya

Ilustrasi saham perusahaan. ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A Ilustrasi saham perusahaan.

Sentimen positif muncul dari data ekonomi China yang mencatat penjualan ritel diproyeksikan mengalami kenaikan dari sebelumnya 5,5 persen menjadi 6,5 hingga 7 persen.

“Tentu ini merupakan berita bagus bagi China dimana sebelumnya mengalami deflasi. Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.795 sampai 6.815,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Melansir data RTI, pukul 9.05 WIB, IHSG berada pada level 6.821,58 atau menguat 0,18 persen (12,3 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.809,26.

Sebanyak 239 saham melaju di zona hijau dan 164 saham di zona merah. Sedangkan 182 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 405,25 miliar dengan volume 752 miliar saham.

Baca juga: Menutup Pekan, IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah

Pasar saham Asia pagi ini mayoritas berada di teritori positif. Nikkei menguat 0,45 persen (146,8 poin) pada level 32.714,9, dan Hang Seng Hong Kong bertambah 0,07 persen (11,5 poin) pada posisi 17.214,84. Sementara itu, Shanghai Komposit pada posisi 3.029,88 atau turun 0,3 persen (9 poin).

Rupiah melemah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.06 WIB rupiah berada pada level Rp 15.710 per dollar AS.

Ilustrasi uang rupiah.SHUTTERSTOCK/DEVMOGRAPH Ilustrasi uang rupiah.

Rupiah melemah 15 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.695 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dollar AS terjadi karena pasar masih mengantisipasi pernyataan beberapa pejabat bank sentral AS pekan lalu.

Baca juga: Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Pimpinan The Fed Jerome Powell masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan AS lagi untuk menurunkan tingkat inflasi AS yang sampai saat ini masih belum turun ke level target 2 persen.

“Potensi pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini. Potensi pelemahan hari ini ke arah Rp 15.730 per dollar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp 15.630 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Selain itu, Ariston menilai ada beberapa sentimen eksternal yang juga masih berpotensi mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan menekan rupiah seperti konflik di Timur Tengah yang masih berlangsung.

Kemudian, isu pelambatan ekonomi China juga membayangi pasar dimana pekan lalu, aktivitas ekspor China pada Oktober menunjukkan penurunan melebihi konsensus pasar. China juga melaporkan terjadi deflasi yang bisa diartikan penurunan permintaan dan pelambatan ekonomi di China.

Baca juga: Menutup Pekan, IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah

“Di sisi lain, downgrade outlook utang AS oleh Moody’s bisa memberikan sentimen negatif untuk dollar AS dan mungkin ini bisa menahan penguatan dollar AS hari ini,” tegas dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

Work Smart
Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Whats New
Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Whats New
Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Whats New
Berantas 'Bus Bodong', PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Berantas "Bus Bodong", PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Whats New
Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com