Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Ekspor RI ke Israel Lebih Tinggi Dibanding ke Palestina | Perbandingan Bunga Pinjol Indonesia Vs Negara Lain

Kompas.com - 16/11/2023, 05:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Selengkapnya klik di sini.

4. Membandingkan Bunga Pinjol di Indonesia dengan Negara Lain

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur bunga pinjol (pinjaman online) turun menjadi 0,3 persen per hari mulai tahun depan. Sementara, pinjol produktif memiliki batas atas bunga pinjaman senilai 0,1 persen per hari dan berlaku mulai 1 Januari 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan PMV, LKM, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan, inti dari pengaturan bunga pinjol adalah perlindungan kosumen.

"Karena kalau bunga itu tidak ditata dengan baik, maka yang paling dirugikan adalah konsumen. Akan ada predatory pricing, ada yang dizalimi tingkat bunganya," kata dia dalam acara Konferensi Pers Peluncuran Roadmap Pengembangan dan penguatan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi, Jumat (10/11/2023).

Lantas bagaimana pengaturan bunga pinjol di negara lain?

Dilansir dari peta jalan (roadmap) fintech lending, berikut ini adalah aturan penetapan biaya pinjol yang terjadi di negara lain.

Selengkapnya klik di sini.

5. Tiga Industri yang Paling Banyak Membutuhkan "Freelancer"

Sribu, salah satu platform yang mempertemukan perusahaan atau perorangan dengan pekerja lepas, mengungkap 3 industri yang paling banyak membutuhkan jasa freelancer atau pekerja lepas di Tanah Air.

CEO Sribu Ryan Gondokusumo menyebutkan, ketiga industri tersebut adalah industri properti, fesyen, food and beverage (F&B), dan fast moving consumer good (FMCG). "Itu yang banyak kebutuhannya belakangan ini," ujar Ryan saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Senin (13/11/2023).

Sementara jenis pekerjaan lepas yang paling banyak tersedia di aplikasi Sribu adalah pekerjaan di bidang teknologi informasi atau IT, seperti web developer dan programmer. Menurut dia, hal itu lantaran pertumbuhan bisnis IT sangat pesat sehingga orang berpikir kebutuhan atau supply terhadap bidang itu tinggi.

Selengkapnya klik di sini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com