Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Nasir
Dosen

Dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Jember

Suku Bunga Acuan dan Perubahan Perilaku Agen Ekonomi

Kompas.com - 24/11/2023, 09:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pemerintah telah memberlakukan pembatasan harga rumah yang dijual dan akan segera memberikan intensif, seperti pembebasan pajak pertambahan nilai atau subsidi biaya administrasi perumahan, bagi yang berpenghasilan rendah.

Kenaikan suku bunga BI7DRR berupaya memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Bank sentral AS (Federal Reserve) kemungkinan akan mempertahankan sikap hawkish-nya dalam jangka Panjang, sehingga menyebabkan peningkatan modal dari negara emerging market ke AS.

Sehingga untuk mengurangi tekanan, BI telah menaikkan suku bunga kebijakan dan meningkatkan imbal hasilnya. Karena produsen cenderung menurunkan margin keuntungan bersih daripada menaikkan harga.

Kenaikan harga barang impor dalam perhitungan inflasi saat ini belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap inflasi.

Namun ke depan, penguatan dollar AS yang terus berlanjut mungkin membuat harga barang impor menjadi lebih mahal, membuat produsen tidak mampu lagi menyerap kenaikan harga, sehingga kenaikan harga tersebut dibebankan. Situasi tersebut dapat menyebabkan kenaikan harga karena pass-through nilai tukar.

Oleh karena itu, BI7DRR tetap 6 persen berfungsi untuk mengurangi tekanan depresiasi terhadap rupiah dan memastikan inflasi tetap terkendali. Koridor targetnya adalah 3,0 ±1 pada 2023 dan 2,5±1 persen pada 2020.

Keputusan Bank Sentral AS mempertahankan Fed Funds Rate (FFR) merupakan hal yang penting bagi Indonesia. Perbedaan antara BI7DDR dan FFR masih positif dan dapat menarik investor dalam mengalokasikan modalnya pada instrumen investasi portofolio di Indonesia.

Dengan demikian, pasokan devisa tetap terjaga dan tekanan depresiasi rupiah berkurang. Hal ini dapat memberikan sinyal positif kepada BI, sehingga BI mungkin perlu mengambil pendekatan lebih hati-hati dalam menyesuaikan BI7DRR.

BI dapat memilih untuk menjaga stabilitas dengan mempertahankan suku bunga tetap atau melakukan penyesuaian lebih kecil.

Selanjutnya, FFR yang stabil juga berdampak pada kebijakan fiskal Indonesia. Ketika tekanan terhadap rupiah mereda, cadangan devisa diperkirakan akan tetap utuh.

Oleh karena itu, pemerintah tidak perlu menerbitkan obligasi dalam bentuk dollar AS untuk mendukung cadangan devisa.

Dengan demikian, defisit anggaran akan terjaga dengan baik karena tidak ada tambahan kewajiban pembayaran bunga akibat penerbitan obligasi pemerintah baru dalam dollar AS.

Koordinasi kebijakan moneter dan fiskal sangat penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan tingkat inflasi.

BI harus memantau dengan cermat dampak keputusan The Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap rupiah dan melakukan intervensi di pasar valuta asing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com