KOMPAS.com - Cara menghitung pertumbuhan ekonomi paling banyak digunakan saat ini adalah dengan menghitung persentase dari kenaikan produk domestik bruto (PDB).
Mengutip laman Investopedia, PDB adalah salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur nilai total semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam batas wilayahnya sendiri selama suatu periode waktu tertentu, biasanya setahun.
PDB mencakup semua kegiatan ekonomi, termasuk produksi barang dan jasa oleh perusahaan, pemerintah, rumah tangga, serta nilai ekspor dikurangi impor.
Cara menghitung pertumbuhan ekonomi bisa dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama tentukan periode waktu yang akan dihitung pertumbuhannya, misalnya, per kuartal, per tahun, atau periode lainnya.
Baca juga: 10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan
Langkah kedua cara menghitung laju pertumbuhan ekonomi yakni ambil data PDB. Gunakan data PDB untuk awal dan akhir periode yang telah ditentukan. PDB dapat diukur dalam harga berlaku atau harga tetap.
Pertumbuhan PDB = (PDB akhir - PDB awal)/PDB awal x 100
Contoh: Negara bernama Majapahit pada tahun 2020 memiliki PDB sebesar 100 miliar dollar AS, lalu pada tahun 2021 atau satu tahun setelahnya, PDB negara Majapahit naik menjadi 105 miliar dollar AS.
Bagaimana cara menghitung pertumbuhan ekonomi Majapahit?
Cara menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi Majapahit:
Pertumbuhan PDB Majapahit | = (PDB akhir - PDB awal)/PDB awal x 100 |
= (105 - 100)/100 x 100 | |
= 5 persen |
Baca juga: Suatu Perekonomian Dikatakan Mengalami Pertumbuhan Ekonomi Apabila...
Sebagai catatan, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan saat menghitung pertumbuhan ekonomi:
1. Harga berlaku vs harga tetap
PDB dapat diukur dengan harga berlaku (current prices) atau harga tetap (constant prices). Penggunaan harga tetap membantu menghilangkan efek inflasi, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan riil.
2. Musim
Beberapa negara atau sektor ekonomi mengalami fluktuasi musiman. Dalam hal ini, mungkin lebih relevan untuk membandingkan pertumbuhan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya untuk mengurangi efek musiman.
3. Penyesuaian inflasi
Jika menggunakan PDB dengan harga berlaku, penting untuk mempertimbangkan penyesuaian inflasi agar dapat mengukur pertumbuhan riil.
4. Perubahan populasi
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pertumbuhan ekonomi per kapita, pertimbangkan untuk memperhitungkan pertumbuhan populasi dalam perhitungan Anda.
Baca juga: Indikator Tingkat Keberhasilan Pertumbuhan Ekonomi
PDB mencakup semua kegiatan ekonomi, termasuk produksi barang dan jasa oleh perusahaan, pemerintah, dan rumah tangga.
PDB dapat diukur dalam dua cara:
1. PDB pada harga berlaku (current prices)
Mengukur nilai total barang dan jasa pada harga pasar saat ini, tanpa mengajukan penyesuaian untuk inflasi. Ini memberikan gambaran tentang nilai ekonomi aktual yang dihasilkan oleh suatu negara.
2. PDB pada harga tetap (constant prices)
Mengukur nilai total barang dan jasa dengan menggunakan harga tetap dari suatu tahun dasar. Ini memberikan gambaran tentang pertumbuhan riil ekonomi, menghilangkan efek perubahan harga dan memberikan gambaran lebih akurat tentang seberapa banyak ekonomi telah tumbuh dari satu periode ke periode berikutnya.
PDB dapat dibagi menjadi beberapa komponen utama:
Rumus umum PDB adalah sebagai berikut:
PDB = C + I + G + (X - M)
Itulah cara menghitung pertumbuhan ekonomi yang paling banyak digunakan saat ini. Semoga bisa membantu.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Dimaknai Sebagai Suatu Proses Apa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya