Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayora dan Indofood Dorong Startup Pangan Berkelanjutan

Kompas.com - 08/12/2023, 11:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten sektor konsumer, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mendorong startup yang bergerak di sektor makanan minuman untuk memegang prinsip keberlanjutan dalam usahanya.

General Manager Corporate Communications, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung program keberlanjutan karena sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan Indofood selama.

Hal ini dilakukan dengan mendukung sektor pangan atau startup untuk ikut menerapkan prinsip ekonomi bersih yang sustain dalam bisnisnya. Ini mencakup transformasi dan inovasi agar pasokan pangan dan minuman lebih mengedepankan prinsip berkelanjutan.

Baca juga: BTN Bentuk Program Pendanaan untuk Investasi di Startup

“Indofood mendorong pengembangan food startup yang berdampak positif. Dimana dampaknya tidak hanya untuk menciptakan nilai ekonomi namun juga dapat memperkuat sektor food system di Indonesia,” kata Indra dalam acara Accelerice Indonesia, Food Startup Indonesia Accelerator (FSIA) “Fast Forward to Future Food” di Jakarta, Kamis (7/12/2023).

Indra mengatakan, dengan jumlah penduduk dunia maupun Indonesia yang diprediksi terus bertambah, pihaknya berharap startup dapat turut mendukung ketahanan pangan di Indonesia, baik dari sisi inovasi teknologi, rantai nilai, lingkungan hidup, maupun inklusi sosial ekonomi,

Sementara itu, Sustainability Manager PT Mayora Indah Tbk Tania Ariningtyas mengatakan, dukungan pada starup pangan juga sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Mayora turut mendukung pertumbuhan dan inovasi food startup terutama sustainability food startup agar dapat berkembang dan bersaing di pangsa pasar pangan Indonesia.

“Mayora mendukung sustainability mindset and practice di Indonesia. Kami melihat bahwa food startup banyak yang mengusung sirkular ekonomi, dimana hal ini sejalan dengan program yang juga dicanangkan oleh Mayora,” jelasnya.

“Kami memperkenalkan food grade recycle material kepada para peserta dan membantu mereka agar bisa bersinergi dengan network Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN),” jelas Tania.

Chief Empowerment Officer dari Accelerice Indonesia Charlotte Kowara mengatakan, sebagai upaya untuk mendorong misi keberlanjutan pada bisnis startup makanan dan minuman, pihanya berkolaborasi dengan Harapura Impact yang merupakan firma konsultasi berbasis dampak yang berfokus pada layanan pengukuran dan pengelolaan dampak lingkungan dan sosial.

Terdapat 9 startup terpilih yang mengikuti FSIA 2023 untuk program akselerasi, dari 130 yang mendaftar. FSIA tak hanya berfokus pada produk akhir, karena Accelerice Indonesia memiliki misi untuk membangun ekosistem rantai pasok pangan dari hulu ke hilir dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular, mulai dari budidaya, produksi, pengemasan, distribusi, hingga manajemen limbah.

“Kami berfokus kepada tiga pilar, yakni teknologi, ESG, dan bisnis yang telah dikemas dalam program FSIA ini. Kami berharap dengan masterclass, workshop, dan mentorship yang diberikan kepada para startup, dapat mempersiapkan mereka untuk menghadapi key challenges yang sedang dihadapi demi bisnis yang berkelanjutan di masa depan dan memperkuat pasokan pangan dalam ekosistem” jelas Charlotte.

Program FSIA sudah berjalan sejak 2020 dan telah mengakselerasi 75 food startup di Indonesia dan ini merupakan pelaksanaan FSIA yang keenam. Beberapa startup yang merupakan alumni dari program FSIA di antaranya adalah Kultiva Co, Haveltea, Vilo Gelato, MangGang, Sorghum Foods, Bakmi Sundoro, dan Ppuff!

Baca juga: BRIN Ajak Startup Fintech Kembangkan Inovasi, Apa Saja Syaratnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Whats New
Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Whats New
Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Whats New
Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Whats New
OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

Whats New
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Whats New
Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Whats New
Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Whats New
BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

Whats New
Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Work Smart
Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

Whats New
Pertamina: Masih Ada Orang Kaya yang Pakai Elpiji 3 Kg

Pertamina: Masih Ada Orang Kaya yang Pakai Elpiji 3 Kg

Whats New
Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Tinggal Menunggu BPDPKS

Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Tinggal Menunggu BPDPKS

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com