Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Bakal Terapkan Teknologi Penyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

Kompas.com - 08/12/2023, 13:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PLN Indonesia Power terus mendorong dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan. Salah satunya dengan penerapan carbon capture storage (CCS) atau teknologi penangkap dan penyimpan karbon pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Hal itu menjadi salah satu pembahasan dalam sesi diskusi panel di Indonesia Pavilion saat pergelaran United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) COP28 yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian untuk memprioritaskan retrofit CCS pada pembangkit listrik berbasis fosil. Perusahaan pun telah memetakan 19 pembangkit fosil berkapasitas besar serta potensi kapasitas penyimpanannya.

"Kami bersama PLN berkomitmen penuh untuk mengakselerasi dekarbonasi di Indonesia. Salah satu programnya adalah pengembangan CCS untuk 19 PLTU batu bara PLN, di mana 9 PLTU milik PLN IP," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (8/12/2023).

Baca juga: PLTU Batu Bara Disetop, Co-Firing Biomassa dan Teknologi CCS Jadi Pilihan

Ia menuturkan, ke depannya PLN akan menjalin kerja sama dengan mitra profesional untuk melakukan kajian teknis lebih lanjut dan melaksanakan uji coba penerapan CCS pada pembangkit listrik.

Selain itu, PLN akan mengusulkan regulasi yang memungkinkan proyek CCS dapat meningkatkan ketersediaan penyimpanan karbon di semua negara dan dukungan pendanaan.

PLN juga akan menjajaki opsi pembiayaan untuk proyek CCS agar layak secara ekonomi bagi industri ketenagalistrikan di Indonesia dengan kombinasi kepemilikan dan pajak karbon.

"Program ini untuk mendukung transisi energi menuju net zero emission di 2060," kata Edwin.

Baca juga: Dukung Nol Emisi, Bank Mandiri Kurangi Pembiayaan PLTU Batu Bara

Selain pengembangan penerapan CCS pada PLTU, upaya PLN dalam mendorong dekarbonisasi dilakukan pula dengan mendesain ulang Rencana Usaha Pengadaan Tenaga Listrik (RUPTL) nasional.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam diskusi berbeda di COP28, yang bertema "Enabling a Just and Managed Transition for Coal".

Ia menjelaskan, dalam RUPTL terbaru, PLN menghapus rencana penambahan 13 gigawatt (GW) PLTU berbasis batu bara. Langkah ini diyakini mampu menghindarkan emisi hingga 1,8 miliar metrik ton CO2.

"Kami memahami bahwa kami perlu menciptakan lebih banyak ruang untuk pengembangan energi terbarukan," katanya.

Baca juga: ADB Bakal Biayai Percepatan Pensiun Dini PLTU di Indonesia

 


Darmawan bilang, dekarbonisasi menjadi hal penting penting mengingat emisi sektor ketenagalistrikan di Indonesia saat ini mencapai 260 juta metrik ton. Jika dibiarkan, jumlahnya akan meningkat menjadi 1 miliar metrik ton pada 2060.

Namun, diakuinya, dalam upaya transisi energi ini tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah pendanaan untuk pensiun dini PLTU batu bara. Maka dari itu, PLN bekerja sama dengan Asian Develoment Bank (ADB) dan merancang mekanisme pendanaan yang disebut Energy Transition Mechanism (ETM).

"Dengan perpaduan pembiayaan ramah lingkungan, kami dapat memperoleh dana berbiaya rendah. Dengan ini, kami bisa mengakuisisi pengembang proyek lama dan biayanya lebih rendah daripada kami dapat mempercepat pengembaliannya," ucap Darmawan.

Baca juga: PLTU Cirebon-1 Bakal Pensiun Dini Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com