Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Seni Membangun Personal Branding di Abad Digital

Kompas.com - 14/12/2023, 14:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keempat, mengekspresikan diri dengan lebih leluasa. Personal branding adalah tentang jujur pada diri kita sendiri dan mengekspresikan siapa diri kita sebenarnya. Ini tentang bersikap autentik dan transparan dalam upaya Anda.

Personal branding mewakili nilai-nilai, kepribadian, dan elemen yang membuat kita unik. Diri-sejati adalah fondasi personal branding kita. Ini adalah kunci untuk membuka peluang dan mendorong pertumbuhan dan kesuksesan.

Kelima, menciptakan legacy. Tidaklah berlebihan jika saya anggap personal branding sebagai tanda atau jejak yang ditinggalkan seseorang di dunia.

Personal branding yang kuat adalah "warisan" yang kita ciptakan. Jika kita telah berhasil membangun personal branding, maka kita telah menciptakan kesan mendalam pada jaringan kita, kolega, atau klien yang kita layani.

Personal branding kita mewakili perjalanan dan pencapaian kita, dan merek tersebut akan tetap ada bahkan setelah kita tiada.

Lantas, bagaimana cara membangun personal branding di era internet seperti sekarang ini?
Apa yang harus kita kita pahami dan perlu kita lakukan agar kita bisa "menjual diri" tanpa terkesan "menjual"?

Jurus membangun Personal Branding

Pertama-tama, tunjukkan sisi positif. Dalam membangun personal branding, kita perlu menghindari apa pun yang berpotensi menimbulkan kontroversi.

Kita perlu berpikir puluhan kali sebelum kita membagikan sesuatu. Jika kita tidak memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan, maka sebaiknya kita diam.

Praktik sederhana ini memastikan kita mempertahankan personal branding yang positif di semua kalangan. Kita mungkin memang tidak bisa menyenangkan semua orang, paling tidak, kita bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita pantas untuk dihormati.

Kedua, tunjukkan nilai-nilai kita. Penting untuk konsisten baik di dalam maupun di luar organisasi kita agar autentik dan menjaga reputasi kita tetap kuat.

Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan membuat daftar keyakinan dan nilai terpenting kita dan mewujudkannya.

Dalam konteks bisnis, ini berarti mengutamakan manusia, mulai dari karyawan hingga pelanggan.

Tanyakan pada diri kita, apa yang kita perjuangkan? Apa yang kita yakini? Di bidang apa kita ingin menjadi "pahlawan" yang menjadi solusi untuk orang banyak? Personal branding mencerminkan siapa diri kita.

Ketiga, buatlah situs web atau blog. Sebisa mungkin, buatlah situs web atau blog yang nama domainnya mewakili jasa, produk, identitas, atau personal branding kita.

Sangat penting untuk memiliki situs web atau blog pribadi meskipun kita mungkin tidak punya waktu untuk memperbaruinya secara rutin.

Dengan membangun blog atau situs web dengan konten yang relevan, kita “memiliki” hasil teratas yang muncul di mesin pencari seperti Google ketika orang-orang meneliti siapa diri sendiri.

Kita memiliki banyak pengaruh dalam menyampaikan pesan kepada orang lain yang berspekulasi tentang bisnis dan kehidupan pribadi kita.

Penting juga untuk melakukan upaya untuk berinteraksi kepada audiens secara luas. Kita perlu "eksis" dengan konten yang mewakili personal branding. Kita perlu mengajak berinteraksi dengan audiens agar personal branding semakin bergema.

Keempat, buatlah "panggung" di media sosial sama seperti kita harus “memiliki” nama kita dalam bentuk domain, kita juga harus memiliki personal branding di media sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com