Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Melewati 2023 yang Tak Mudah

Kompas.com - 17/12/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Semakin tinggi risk influence, semakin banyak risiko yang dipengaruhi oleh risiko geopolitik tersebut.

Situasi yang terjadi di Timur Tengah (Israel-Palestina) dan Eropa Timur (Rusia-Ukraina) serta ketegangan di laut China Selatan, memiliki andil dalam tingginya global risks landscape.

Dalam survei Chief Economists Outlook 2023, sebesar 1,6 persen responden mengatakan ekonomi global kemungkinan akan melemah dalam setahun mendatang.

Dan 40 persen di antaranya menyebutkan, risiko geopolitik sebagai salah satu faktor utama yang memengaruhi prospek ekonomi global.

Kombinasi suku bunga global yang higher for longer serta krisis geopolitik, masih menjadi kabut hitam yang menggelayuti perekonomian global.

Efek merambatnya dari ketidakpastian global, memiliki jalur transmisi ke dalam ekonomi domestik melalui suku bunga dan nilai tukar.

Hal tersebut terefleksi dari sensitivitas capital flow domestik yang berdampak pada gejolak nilai tukar pada Oktober 2023, yang nyaris menyentuh level psikologis Rp 16.000/dollar AS akibat sentiment Fed Fund Rate.

Melambatnya ekspor pada Oktober 2023, juga disebabkan melandainya permintaan global. Harga komoditas unggulan secara umum mengalami penurunan.

Dari data BPS, nilai ekspor pada Oktober 2023 mengalami penurunan sebesar 10,43 persen secara tahunan. Secara eksplisit, ketidakpastian global berdampak ke ekonomi Indonesia.

Mengakhiri 2023

Syahdan, Indonesia adalah “secerca terang,” di tengah kabut ketidakpastian global. Dengan kinerja PDB yang tumbuh di zona positif 4,94 persen pada kuartal III 2023, inflasi yang terkendali sesuai sasaran; di bawah 3 persen ± 1 persen, defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit) yang beringsut membaik, seakan mencekah harapan menjemput 2024.

Tekat pemerintah menjadikan APBN sebagai instrumen mitigasi ketidakpastian global perlu dilihat sebagai strategi meredam efek tekanan eksternal, agar efek merusak pada ekonomi domestik tak terlalu parah.

Optimalisasi penggunaan APBN sebagai instrumen mitigasi, diharapkan dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen tahun 2023, sebagaimana target pemerintah.

Realisasi belanja daerah hingga Oktober 2023, yang tumbuh terbatas sebesar 63,5 persen terhadap APBD dari alokasi Rp 811,70 Triliun, perlu diakselerasi hingga akhir tahun.

Percepatan realisasi belanja APBN yang sama diharapkan terjadi pada penyerapan anggaran belanja K/L dan non K/L seperti Perlinsos dan investasi yang masing-masing penyerapannya masih di bawah 80 persen sebagaimana rilis Menkeu pada 26 November 2023.

Dengan tumpuan pertumbuhan ekonomi sebesar 52,62 persen pada konsumsi masyarakat dan 29,68 persen pada investasi, maka perbaikan penyerapan belanja APBN yang menyasar pada dua komponen ini, dapat membawa ekonomi Indonesia melewati tantangan 2023 sesuai ekspektasi pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com