BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Gelar Simposium Nasional Bersama Unsoed, Sido Muncul Dorong Pengembangan Jamu dan Obat Herbal

Kompas.com - 16/12/2023, 14:44 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui produk unggulannya, Tolak Angin, bersama Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menggelar Simposium Nasional.

Simposium bertemakan "Pemanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat" digelar di Aula Lantai 3, Gedung C - Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (14/12/2023). Ini merupakan simposium ke-50 yang digelar Sido Muncul sejak 2007.

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat berharap, kegiatan simposium nasional tersebut dapat mendorong berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat, untuk terus melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu atau tanaman herbal.

“(Pengembangan tersebut) dapat dilakukan dengan saintifikasi jamu berbasis penelitian dan pelayanan kesehatan. Dengan begitu, impian jamu obat herbal menjadi tuan rumah di negeri sendiri akan terwujud,” tuturnya.

Apalagi, kata Irwan, UNESCO telah menetapkan budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

"(Hal) yang penting bagaimana obat herbal dimanfaatkan masyarakat untuk menuju Indonesia sehat. UNESCO menetapkan Warisan Budaya Takbenda ini bukan jamunya, melainkan budayanya," kata Irwan.

Oleh karena itu, Irwan berharap kalangan akademisi, khususnya dari fakultas kedokteran, untuk terus melakukan penelitian manfaat dari tanaman tradisional yang ada di Indonesia.

Irwan pun mencontohkan beberapa tanaman yang telah terbukti bermanfaat untuk kesehatan. Tanaman tersebut di antaranya adalah kunyit untuk mengobati asam lambung dan temulawak untuk mengembalikan fungsi liver.

"Tugas industri jamu adalah membuat produk yang terstandar dan melakukan uji toksisitas keamanan produk atau menentukan dosis yang bisa diminum," ujar Irwan.

Penandatangan kerja sama antara Sido Muncul dan FK Unsoed

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Sido Muncul dan Fakultas Kedokteran Unsoed terkait kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed Prof Elly Tugiyanti mewakili rektor Unsoed.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Sido Muncul dengan Fakultas Kedokteran Unsoed terkait kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakatKOMPAS.com/Fadlan Mukhtar Zain Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Sido Muncul dengan Fakultas Kedokteran Unsoed terkait kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed, Prof Elly Tugiyanti menyambut baik kegiatan ini yang menjadi momentum untuk beralih dari obat-obatan kimia ke obat-obatan herbal.

"Kita punya potensi tanaman herbal yang begitu banyak dan belum banyak digali. Pak Dekan tadi menyebut ada 27.000 tanaman herbal dan yang sudah tergali baru 1.000," ungkap Elly.
Menurut Elly, apabila potensi itu dimanfaatkan maka dapat mengurangi ketergantungan impor bahan-bahan obat kimia.

Dekan Fakultas Kedokteran Unsoed dr Rudi Prihatno memastikan pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan tanaman sebagai obat herbal sesuai dengan visi misi Unsoed yang fokus terhadap pembangunan pedesaan.

"Di China, ada seseorang yang mendapatkan Nobel dari pengobatan tradisional. Masa kita kalah. Kita sangat kaya sekali. Kita punya banyak orang-orang pintar, kita butuh pengakuan, dari mana? Dari bangsa kita sendiri," kata Rudi.

Sementara itu, Brand Ambassador Tolak Angin Andy F Noya menilai bahwa kesadaran untuk menggunakan obat-obatan herbal dari tanaman tradisional mulai meningkat sejak pandemi Covid-19.

"Keyakinan masyarakat tentang warisan nenek moyang kita, ya kearifan. Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan itu mulai terasa makin hari makin meningkat. (Hal) yang menarik adalah akademisi perguruan tinggi universitas membuka diri untuk kemudian melihat obat herbal ini sebagai salah satu alternatif daripada kita kebanyakan impor, kita punya kearifan yang luar biasa," ujar Andy.

Penggunaan obat herbal juga telah diakui masyarakat internasional dengan ekspor produk Tolak Angin ke berbagai negara.

"Ini yang membuat kita mestinya bukan hanya konsumsi dalam negeri saja, tapi suatu hari, kita mengekspor ke luar. Tolak Angin, misalnya, sudah dipasarkan ke berbagai negara dan sambutannya baik," kata Andy.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com