Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Pekan

Kompas.com - 18/12/2023, 09:37 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (18/12/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Mengutip data RTI pada pukul 09.13 WIB, IHSG berada pada level 7.162,93 atau turun 0,39 persen (28 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.190,98.

Sebanyak 197 saham melaju di zona hijau dan 206 saham di zona merah. Sedangkan 215 saham lainnya stagnan.

Baaca juga: Potensi Koreksi Bayangi IHSG Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Ilustrasi saham atau laba perusahaan.PIXABAY Ilustrasi saham atau laba perusahaan.

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 triliun dengan volume 2,3 miliar saham.n

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG sedang menguji resisten pada level 7.225 dan membentuk candle shooting star pada hari Jumat yang mengindikasikan peluang untuk memulai pullback dan diperkirakan dapat melemah ke 7.130 hingga 7.150 sebagai target koreksi jangka pendeknya.

“Level support IHSG berada di 7.130, 7.041, 7.000 dan 6.965, sementara level resistennya di 7.225, 7.255, 7.300 dan 7.356. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” jelas dia.

Indeks saham Asia pada awal perdagangan bergerak mayoritas pada teritori negatif. 

Baca juga: IHSG Sepekan Tumbuh 0,44 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus jadi Rp 11,54 Triliun

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5 persen (87,5 poin) ke posisi 16.704,68, Strait Times melemah 0,59 persen (18,4 poin) pada posisi 3.098,04, dan Nikkei melemah 1,2 persen (397,8 poin) pada level 32.572,8. Sementara itu, Shanghai Komposit berada di level 2.950,34 atau bertambah 0,26 persen (7,7poin).

Rupiah melemah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.02 WIB rupiah berada pada level Rp 15.542 per dollar AS.

Ilustrasi rupiah, uang rupiah. SHUTTERSTOCK/DEVMOGRAPH Ilustrasi rupiah, uang rupiah.

Rupiah melemah 50 poin (0,32 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.492 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pasca pengumuman keputusan kebijakan moneter the Fed pekan lalu, bisa tertahan hari ini. Petinggi The Fed, John Williams di akhir pekan lalu mengeluarkan pernyataan yang menetralkan pandangan pasar soal pemangkasan suku bunga acuan.

Baca juga: Akhir Pekan, Rupiah dan IHSG Berakhir di Zona Hijau

Rekannya, Raphael Bostic, memprediksikan pemangkasan suku bunga acuan the Fed mungkin baru terlihat di akhir 2024. Pernyataan dari kedua petinggi the Fed di akhir pekan tersebut sedikit banyak bisa mendorong penguatan dollar AS lagi di awal perdagangan pekan ini.

“Hari ini rupiah berpotensi melemah ke level Rp 15.530 per dollar AS hingga Rp 15.550 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.480 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan AS di tahun depan masih cukup tinggi. Yield obligasi AS tenor 10 tahun masih di bawah 4 persen. Ekspektasi ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

Work Smart
Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Whats New
Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Whats New
Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Whats New
Berantas 'Bus Bodong', PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Berantas "Bus Bodong", PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Whats New
Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com