Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ledakan Tungku Smelter, Asosiasi Pekerja Soroti Pengawasan K3 di Indonesia

Kompas.com - 25/12/2023, 12:17 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) merespons ihwal kecelakaan kerja ledakan tungku smelter yang terjadi di PT IMIP Morowali, Sulawesi Tengah Minggu (24/12/2023).

Laporan terbaru menyebutkan sedikitnya ada 13 orang meninggal dunia akibat ledakan itu.

Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat menduga kuat adanya pelanggaran aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT ITSS sehingga terjadi ledakan tungku smelter yang mengakibatkan korban jiwa dan korban luka-luka.

Baca juga: Penyebab Tungku Smelter PT ITSS di Morowali Meledak

Ilustrasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3). SHUTTERSTOCK/PANCHENKO VLADIMIR Ilustrasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

"Pimpinan perusahaan PT ITSS harus diproses secara hukum atas terjadinya tragedi kemanusiaan ini dan PT ITSS harus ditutup untuk sementara waktu agar proses pemeriksaan dapat dijalankan secara menyeluruh di seluruh area perusahaan," ujarnya dalam siaran persnya, Senin (26/12/2023).

Mirah juga menyinggung soal lemahnya pengawasan terhadap penerapan K3 di Indonesia, sebagai dampak dari kemudahan investasi yang terlalu dimudahkan oleh Omnibus Law Undang Undang Cipta Kerja.

Menurutnya, pengawasan yang lemah dan minimnya jumlah tenaga pengawas ketenagakerjaan adalah persoalan klasik yang tidak pernah diselesaikan oleh pemerintah.

Oleh sebab itu, pihaknya menuntut pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan untuk serius dalam melakukan pengawasan ketenagakerjaan, termasuk soal penerapan K3 di seluruh perusahaan di Indonesia.

Baca juga: Kemenaker Pastikan Korban Ledakan Tungku Smelter di Morowali Dapat Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan

Mirah berharap bahwa peristiwa ledakan tungku smelter PT ITSS adalah yang terakhir dan tidak terjadi di tempat lain.

"Selain itu terhadap korban jiwa, PT ITSS wajib bertanggung jawab kepada keluarganya, demi memastikan keluarga korban dapat melanjutkan kehidupannya setelah kehilangan kepala keluarga," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com