Sri Mulyani menjelaskan, tidak tercapainya target belanja non-K/L disebabkan oleh belanja subsidi energi yang lebih rendah. Hal ini terjadi lantaran realisasi minyak lebih rendah dari angka yang ditetapkan dalam kerangka asumsi makro.
"Tadi kita menyebutkan asumsi harga minyak di APBN awal 90 dollar, ternyata realisasinya hanya di 78 dollar, makanya jumlah subsidinya menjadi lebih rendah," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.