Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Suharso Sebut Subsidi Energi Bisa Direalokasikan untuk Atasi Stunting 

Kompas.com - 12/01/2024, 17:11 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, pemerintah harus mempertimbangkan ketepatan dan kepentingan adanya subsidi energi.

Suharso menyatakan, subsidi energi bisa direalokasikan untuk kebutuhan penurunan stunting di Tanah Air.

Subsidi energi salah satu pertimbangan yang harus kita pahami apakah tepat atau tidak ke depan. Karena imbasnya terhadap inflasi enggak besar-besar amat,” ujar saat mengunjungi Menara Kompas di Jakarta, Jumat (12/1/2023).

Dia mencontohkan subsidi listrik. Tahun lalu pelanggan listrik yang berdaya 900 VA mendapatkan subsidi. Padahal sebelumnya subsidi listrik hanya diberikan kepada pelanggan listrik yang berdaya 450 VA.

Baca juga: Luhut: 62 Persen Penduduk RI Hidup di Garis Pantai, Banyak Stunting di Sana

Suharso mengatakan, dari anggaran subsidi listrik yang digelontorkan sebanyak Rp 329 triliun dalam APBN, ada potensi dana yang dapat direlokasikan sebesar Rp 200 triliun.

“Nah pemanfaatan subsidi realokasi itu bisa dipakai untuk stunting kan menarik juga,” kata Suharso.

Berdasarkan hitungan pihaknya,  pemerintah bisa memberikan dana untuk ibu hamil dalam pengentasan stunting sebesar Rp 75.000- 120.000 per orang.

“Saya sudah tanya ke ahli, dokter, stunting itu paling efektif ketika calon ibu mulai pembuahan. Jadi kalau ibu-ibu hamil minimal dikasih 2 telur sehari. Jadi kalau dikasih Rp 75.000-120.000 yah bebas stunting,” jelas Suharso.

Suharso mencontohkan beberapa negara yang berani menghilangkan subsidinya mulai dari Malaysia, India, China hingga Thailand.

Negara-negara tersebut ucap dia, mayoritas memiliki tingkat stunting yang rendah.

Stunting kita itu masih lebih tinggi dari Malaysia, Bangladesh bahkan kita jauh dari Thailand dan Brunei Darrusalam,” paparnya.

Berdasarkan catatan Kompas.com, prevalensi anak stunting di Indonesia pada 2022 mencapai 21,6 persen. Angka memang cenderung turun dalam waktu kurun empat tahun terakhir. Pada 2018, prevalensi anak stunting adalah 30,8 persen.

Pemerintah sendiri menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Sementara angka stunting balita pada 2022 sebesar 18,6 persen. Turun dibandingkan 2018 mencapai 35,7 persen, tahun 2019 sebesar 29 persen, dan 2021 sebesar 24,8 persen.

Baca juga: Anggaran Subsidi Energi Tahun Depan Naik Jadi Rp 189,10 Triilun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com