Kekayaan para miliarder dunia tersebut naik tiga kali lebih cepat dibandingkan tingkat inflasi.
Dalam laporan tahun ini Oxfam berargumentasi, dunia usaha memperoleh keuntungan besar, sehingga membantu mensejahterakan orang-orang kaya.
Sebanyak 7 dari 10 perusahaan publik terbesar di dunia mempunyai CEO miliarder atau miliarder sebagai pemegang saham utama.
Baca juga: Siapa Miliarder Termuda dalam Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia?
Perlu diperhatikan, data yang sama menunjukkan 1 persen kelompok teratas di dunia ini menguasai 43 persen aset keuangan dunia.
Secara rinci, data dari Wealth X memaparkan, di Amerika Serikat kelompok ini meiliki 32 persen aset keuangan. Sementara di Asia, kelompok yang sama memiliki 50 persen dari aset keuangan yang ada.
Dari data ini, Oxfam telah meminta pemerintah untuk mengambil tindakan.
Direktur Eksekutif Sementara Oxfam International Amitabh Behar menuturkan, kekuasaan publik dapat mengekang kekuasaan korporasi dan ketidasetaraan. Hal itu akan membentuk pasar yang lebih adil dan bebas dari kendali miliarder.
“Pemerintah harus melakukan intervensi untuk menghentikan monopoli, memberdayakan pekerja, mengenakan pajak atas keuntungan perusahaan yang sangat besar ini, dan yang terpenting, berinvestasi pada era baru barang dan jasa publik,” kata dia.
Baca juga: Daftar 10 Orang Terkaya Dunia yang Hartanya Melonjak Drastis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.