Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Ungkap Dampak Konflik Laut Merah ke Laju Ekspor

Kompas.com - 16/01/2024, 16:46 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengungkapkan dampak konflik di Laut Merah terhadap distribusi barang.

Benny mengatakan konflik tersebut dapat berdampak pada kenaikan ongkos logistik.

"Sangat berdampak, cost-nya (ongkos logistik) naik hingga 14 persen, itu ditumpuk di harga barang saat tiba di negara tersebut," kata Benny saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Tesla Tutup Sementara Pabrik di Jerman Imbas Konflik di Laut Merah

Benny juga mengatakan, kedatangan barang-barang ekspor Indonesia ke negara tujuan seperti Eropa dan negara mediteranian menjadi terlambat akibat adanya konflik tersebut.

"Ekspor kita ke Eropa, ke negara-negara meditaranian itu ada perlambatan karena butuh kesamaan waktu 10-14 hari," ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, Benny mengatakan, aktivitas ekspor Indonesia dan dunia akan mengalami penurunan seiring terjadinya beberapa konflik.

Baca juga: Houthi Serang Kapal di Laut Merah, Harga Minyak Dunia Naik Lebih 1 Persen

"Semuanya turun perdagangan dunia turun karena gangguan peperangan yang menyebabkan logistic cost naik. Laut Merah belum ada yang berani lewat situ, itu akhirnya ongkos naik, kalau ongkos naik harga naik, kalau harga naik permintaan turun," ucap dia.

Dikutip dari Tren Kompas.com, Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman, lantaran kelompok Houthi menyerang kapal pelayaran internasional di Laut Merah beberapa hari terakhir.

Diberitakan Reuters, konflik yang pecah di Laut Merah tersebut turut merembet ke sejumlah wilayah di Yaman. Berikut laporan kondisi WNI di Yaman.

Baca juga: Iran Kirim Kapal Perang ke Laut Merah, Harga Minyak Dunia Naik

Menurut laporan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), terdapat beberapa serangan di sejumlah titik di Yaman. Wilayah konflik tersebut bagian dari daerah operasional Houthi.

“Di antaranya Sanaa, Hudaidah, Dhammar, Sa'da Hajjah, dan Taiz,” tulis keterangan Kemenlu melalui laman resminya, Jumat (12/1/2024).

Disebutkan, KBRI Muscat yang memiliki wilayah kerja di Yaman hingga kini terus mengikuti perkembangan situasi keamanan setempat serta intens memantau kondisi para WNI.

"Hingga saat ini, Kemenlu memastikan tidak ada WNI yang dilaporkan menjadi korban dalam serangan tersebut," jelasnya.

Baca juga: Indonesia Jadi Pasar Ekspor Beras Vietnam dan Thailand

Menurut Kemenlu, tercatat ada 47 WNI berdomisili di wilayah konflik serangan. Perinciannya, terdapat 15 orang di Sanaa, ada 19 orang Hudaidah, dan 13 orang di Dhammar.

“Berdasarkan komunikasi dengan para WNI tersebut, mereka dalam keadaan baik dan aman,” lanjutnya.

Berdasarkan data lapor diri, terdapat 4.866 WNI yang berdomisili di Yaman. Mereka mayoritas adalah mahasiswa di wilayah Tarim Hadhramaut.

Baca juga: Nilai Ekspor RI Ambles 11,33 Persen Sepanjang 2023, Ini Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com