Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbal Hasil "Treasury" AS Naik, Wall Street Berakhir Merah

Kompas.com - 18/01/2024, 07:53 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (18/1/2024) waktu setempat. Penurunan ketiga indeks acuan Wall Street akibat imbal hasil Treasury AS yang mengalami kenaikan.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 94,45 poin atau 0,25 persen pada level 37.266,67. S&P 500 melemah 0,56 persen dan ditutup pada posisi 4.739,21. Sementara itu, Nasdaq Komposit kehilangan 0,59 persen dan mengakhiri sesi di level 14.855,62.

Saham Charles Schwab turun 1,3 persen setelah melaporkan hasil kuartalan yang beragam. Walgreen dan Carterpillar melemah sekitar 3 perse yang menjadi pemberat Dow.

Sementara itu, saham Boeing naik 1,3 persen dan menjadikan perusahaan pembuat pesawat itu salah satu peraih keuntungan terbesar dalam indeks Dow setelah penurunan tajam belum lama ini.

Baca juga: Imbal Hasil Obligasi AS Kembali ke Level 4 Persen, Wall Street Merah

Data penjualan ritel untuk bulan Desember juga lebih kuat dari perkiraan, yang menunjukkan model konsumen yang tangguh dan keraguan akan penurunan suku bunga agresif dari Federal Reserve.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10tahun terakhir diperdagangkan hampir 4 basis poin lebih tinggi yakni pada 4,1 persen, melanjutkan kenaikannya dari hari Selasa setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller memperingatkan pelonggaran kebijakan moneter mungkin lebih lambat dari yang diperkirakan.

Baca juga: Bursa Saham AS Ditutup di Zona Merah Imbas Lonjakan Harga Minyak


Sejauh ini, para investor melalui FedWatch dari CME Group memperkirakan kemungkinan sebesar 57 persen bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Maret seiring dengan meningkatnya harapan untuk melakukan perubahan.

“Pada akhir tahun ini, suku bunga kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan sekarang – tetapi hal ini tidak akan berjalan mulus,” kata manajer portofolio senior di Globalt Investments Thomas Martin, dikutip dari CNBC.

“Sementara itu, investor dengan profil risiko agresif mungkin akan mengambil risiko melaui diversifikasi, antara obligasi dan saham,” tambah Martin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com