Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Luhut dan Bahlil Kompak Bantah Cak Imin soal Hilirisasi Ugal-ugalan...

Kompas.com - 25/01/2024, 05:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia kompak membantah pernyataan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar terkait hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang dilakukan dengan "ugal-ugalan".

Luhut menyampaikan keinginannya untuk mengundang Muhaimin atau biasa disapa Cak Imin guna melihat dampak ekonomi dari hilirisasi SDA di Weda Bay, Maluku Utara dan Morowali, Sulawesi Tengah.

"Saya pengin sebenarnya mengundang Muhaimin (Cawapres nomor urut 1) berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali lihat sendiri, seeing is believing, gitu," kata Luhut melalui akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).

Menurut Luhut, dengan melihat hasil hilirisasi tersebut, Cak Imin tak perlu lagi memberikan informasi yang tidak tepat guna mencapai suatu posisi.

"Menurut saya itu bukan satu karakter yang bagus untuk mencapai sesuatu posisi, anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," ujarnya.

Baca juga: Cak Imin Sebut Hilirisasi Ugal-ugalan, Luhut: Saya Pengen Undang ke Morowali, Seeing is Believing

Angka kemiskinan di daerah hilirisasi

Luhut mengungkapkan, angka kemiskinan di dua daerah hilirisasi Weda Bay dan Morowali menurun dari tahun sebelumnya.

Adapun angka kemiskinan di Weda Bay turun dari 14,7 persen pada 2015 menjadi 12,4 persen pada 2023. Sementara angka kemiskinan di Morowali turun dari 15,8 persen pada 2015 menjadi 12,3 persen pada 2023.

"Jadi cukup perbaikan-perbaikan di sana, tetapi tentu saja enggak cukup menurut saya," tuturnya.

Tak sampai di situ, Luhut mengatakan, pemerintah juga mendirikan Politeknik di Sulawesi dengan guru-guru yang berkelas dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI).

Ia mengatakan, mahasiswa di Politeknik tersebut sudah bekerja proyek smelter dan beberapa di antaranya dikirim ke Tiongkok untuk belajar teknologi.

"Proses suatu industri itu tidak lepas dari kualitas pendidikan, kita kan mana pernah punya Politeknik yang bermutu di luar pulau Jawa. Ayolah tunjukkin coba, jangan bohong pergi lihat ke sana," ucap dia.

Baca juga: Bahlil Respons Cak Imin soal Hilirisasi Ugal-ugalan: Sudah Memenuhi Standar, di Mana Ugal-ugalannya?

Tenaga kerja asing akan dikurangi

Di sisi lain, Luhut mengatakan, jumlah tenaga kerja asing (TKA) dalam proyek hilirisasi sumber daya alam (SDA) hanya sekitar 10-15 persen.

Ia mengatakan, keberadaan tenaga kerja asing tidak bisa dihindari lantaran pekerja lokal belum memiliki kualitas yang sama dengan tenaga kerja asing.

Meski demikian, ia mengatakan, pemerintah akan mengurangi jumlah pekerja asing secara bertahap seiring dengan dilakukannya pelatihan.

"Sekarang secara bertahap itu berkurang karena sudah banyak yang kita latih dan training," ujarnya.

Baca juga: Hilirisasi Disebut Akan Ciptakan Green Jobs, Apa Saja?

 

Hilirisasi nikel sesuai aturan

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Kinerja Investasi Tahun 2023 di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).KOMPAS.com/Haryanti Puspa Sari Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Kinerja Investasi Tahun 2023 di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Senada dengan Luhut, Menter Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, hilirisasi sumbedi sektor pertambangan dilakukan dengan memerhatikan lingkungan, norma, dan aturan. Karenanya, ia menilai upaya hilirisasi SDA tidak dilakukan dengan ugal-ugalan.

"Yang namanya hilirisasi industri tambang itu kan semuanya harus memenuhi kaidah, norma, dan aturan. Contoh AMDAL-nya dia harus selesaikan, izinnya harus diselesaikan, lingkungannya harus diselesaikan," kata Bahlil di kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

"Jadi kalau sudah memenuhi standar, di mana ugal-ugalannya?," sambungnya.

Bahlil mengatakan, upaya hilirisasi memang dilakukan dengan masif guna mendorong percepatan nilai tambah dari kegiatan sebelumnya yang hanya mengekspor bahan mentah.

Ia mengatakan, hal tersebut dapat dilihat dari neraca perdagangan yang surplus selama 36 bulan berturut-turut.

"Yang bilang ugal-ugalan itu, yang bersangkutan kali yang ugal-ugalan," ucap dia.

Baca juga: Cak Imin: Hilirisasi Ugal-ugalan, Ada Kecelakaan, TKA Mendominasi

Realisasi investasi di sektor hilirisasi capai Rp 375, 4 triliun

Bahlil juga memaparkan, realisasi investasi di sektoe hilirisasi sepanjang Januari-Desember 2023 mencapai Rp 375,4 triliun atau tumbuh sebesar 26,5 persen dari total realisasi investasi tahun 2023 sebesar Rp 1.418,9 triliun.

Adapun rinciannya, nilai investasi di sektor mineral melalui pembangunan smelter nikel, bauksit, dan tembaga mencapai Rp 216,8 triliun.

Kemudian, nilai investasi di sektor pertanian melalui hilirisasi minyak kelapa sawit atau CPO/Oleochemical mencapai Rp 50,8 triliun Kemudian nilai investasi di sektor kehutanan melalui hilirisasi pulp and paper sebesar Rp 51,8 triliun.

Terakhir, nilai investasi di sektor minyak dan gas melalui hilirisasi petrochemical sebesar Rp 46,3 triliun dan nilai investasi di sektor ekosistem kendaraan listrik melalui hilirisasi kendaraan listrik sebesar Rp 9,7 triliun.

Baca juga: Gibran Sebut Hilirisasi Akan Bantu Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Hilirisasi "ugal-ugalan"

Sebagai informasi, alam gelaran Debat Capres Kedua pada Minggu (21/1/2024) lalu, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin bilang, hilirisasi SDA dilakukan pemerintah secara ugal-ugalan.

"Kita menyaksikan dalam proses pertambangan dan bisnisi tambang kita, hilirisasi dilakukan ugal-ugalan," kata dia.

Cak Imin bilang, hilirisasi yang dilakukan secara ugal-ugalan tercermin dari berbagai dampak negatif yang dihasilklan seperti kerusakan, kecelakaan kerja, hingga dominasi tenaga asing.

"Di sisi yang lain juga perkembangan hilirisasi maupun tambang tidak signifikan dengan kesejahteraan sekitar," ujarnya.

Ketua Umum PKB itu menyebutkan, Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah pertambangan, yang mampu menorehkan pertumbuhan ekonomi mencapai 13 persen.

"Tapi rakyatnya tetap miskin dan tidak bisa menikmati," ucapnya.

Baca juga: Soal Hilirisasi SDA, Ganjar-Mahfud Bakal Bangun Konektivitas dan Rantai Pasok Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Whats New
Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Whats New
Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com