Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Problematika Eskalator Stasiun Bekasi yang Bikin Pengguna KRL "Berduka"

Kompas.com - 03/02/2024, 05:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan suku cadang (spare part) impor menjadi biang kerok lambannya perbaikan eskalator di Stasiun Bekasi.

Seperti diketahui, eskalator di Stasiun Bekasi berhenti beroperasi sejak Oktober 2023. Kondisi ini membuat sejumlah pengguna KRL merasa "berduka".

Bahkan pengguna KRL sampai menggelar aksi "duka cita" atas 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi, Rabu (31/1/2024) malam.

Para pengguna KRL tersebut menempatkan karangan bunga dan "makam eskalator Stasiun Bekasi". Beberapa dari mereka bahkan berpose selayaknya orang yang tengah berdoa saat berkunjung ke pusara.

Baca juga: Suku Cadang Eskalator Stasiun Bekasi yang Diimpor Sudah Datang, Kapan Bisa Digunakan?

"Tujuan kita baik, bukan ingin membenci atau mempermalukan. Saya membantu mewakilkan teman-teman atas keresahan yang sama," kata Mega, orang yang menggaungkan aksi tersebut.

Pengguna KRL dari Tangerang Selatan, Berlian Idris (47), juga ikut dalam aksi 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi

Ia mengatakan, aksi tersebut bukan menunjukkan bentuk protes, tetapi untuk memperlihatkan bagaimana pihak berwenang kurang serius menanggapi permasalahan tersebut.

"Ini sudah hari ke-100 eskalator Bekasi mati, kita bisa melihat pelayanan publik yang terbengkalai dan sepertinya tidak ditanggapi secara serius," kata Berlian saat diwawancarai di lokasi.

Baca juga: Keluhkan Eskalator di Stasiun Bekasi Masih Mati, Pengguna KRL: Tidak Semua Orang Punya Fisik yang Kuat

Kendala perbaikan

Sebelumnya, Kemenhub mengungkapkan kendala yang menyebabkan proses perbaikan eskalator di Stasiun Bekasi molor.

Kabalai Jakarta Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Ferdian Suryo mengatakan, pihaknya kesulitan melakukan impor suku cadang dari luar negeri sehingga proses perbaikan eskalator tidak dapat dilakukan lebih cepat.

"Pengerjaan perbaikan pada eskalator tersebut mengalami kendala pada proses pengadaan dan produksi suku cadang yang perlu didatangkan dari luar negeri," ujarnya dalam pernyataan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (1/2/2024).

Baca juga: Kemenhub Ungkap Kendala Perbaikan Eskalator Stasiun Bekasi

Dia menyebut, saat ini jumlah eskalator di Stasiun Bekasi sebanyak 12 unit, yang sedang diperbaiki berjumlah 2 unit dan sisanya beroperasi normal. Adapun dua unit eskalator yang sedang diperbaiki ini ialah eskalator yang berada di sisi utara peron 3 dan 4 serta eskalator yang berada di pintu keluar sisi utara.

Kendati demikian, DJKA berkomitmen untuk bekerja sama dengan para pihak terkait untuk memastikan kelancaran seluruh fasilitas dan peningkatan pelayanan bagi seluruh penumpang kereta api, termasuk pada layanan KRL Commuterline.

Penyebab lamanya proses perbaikan eskalator di Stasiun Bekasi ini juga pernah diungkapkan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal.

Baca juga: Harga KRL Baru dari Jepang Lebih Murah, KCI Pilih Impor dari China

Risal menjelaskan, perbaikan eskalator di stasiun KRL Jabodetabek ini membutuhkan waktu lama karena mengalami beberapa kendala, seperti perlu menjalani proses lelang dan suku cadang yang dibutuhkan harus diimpor.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com