Selengkapnya klik di sini.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani merespons hitung cepat atau quick count sementara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang diumumkan sejumlah lembaga survei.
Shinta mengatakan, saat ini pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari dua paslon lainnya di sejumlah lembaga survei.
Ia berpendapat, apabila hasil quick count tak jauh berbeda dengan rekapitulasi suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), kemungkinan Pilpres akan berlangsung satu putaran saja.
"Jika hasil rekapitulasi suara resmi dari KPU yang berlangsung 15 Februari - 20 Maret nanti tidak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat, artinya pemilu akan berlangsung 1 putaran," kata Shinta saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/2/2024).
Shinta mengatakan, pilpres yang berlangsung satu putaran akan memberikan kepastian sehingga berdampak positif terhadap stabilitas politik, kepastian hukum, dan arah ekonomi. "Ini tentunya akan berpengaruh positif pada stabilitas politik, kepastian hukum, kepastian arah ekonomi yang ditunjang besar oleh certainty (kepastian) siapa pemimpin bangsa," ujarnya.
Selengkapnya klik di sini.
Beras premium langka di sejumlah toko ritel modern bahkan pedagang pasar ikut menjerit lantaran harga beras terus meroket. Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) pertama kali bersuara terkait stok beras di sejumlah ritel menipis.
Menurut Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey kelangkaan beras terjadi lantaran sebagian pengusaha ritel yang memilih untuk berhenti memesan beras dari produsen beras, sebab, harga beras yang semakin tinggi jauh di atas harga eceren tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Biang kerok kondisi perberasan dalam negeri tersebut langsung direspons pemerintah pusat dengan berbagai penjelasan dan upaya mengatasinya.
Berikut ini biang kerok beras langka dan mahal versi pemerintah: Masa panen mundur Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, kelangkaan beras disebabkan salah satunya oleh masa panen beras di dalam negeri yang lambat. Karenanya, kata dia, pemerintah harus memasok beras impor ke pasaran agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Selengkapnya klik di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.