Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emiten Distributor Farmasi SPDC Buka Cabang Ke-35, Bidik 45 Cabang Tahun Ini

Kompas.com - 01/03/2024, 14:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten distributor farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) membuka cabang baru yang ke-35 di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Pembukaan cabang baru ini sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang menambah hingga 45 cabang di seluruh Indonesia.

Pembukaan cabang Purwakarta menjadi yang kedua pada 2024 setelah pembukaan cabang ke-34 di Lombok, Mataram. SPDC masih menyiapkan dua cabang baru dalam waktu dekat.

Baca juga: Terapkan Bisnis Ramah Lingkungan, Distribusi Farmasi Argon Group Pakai Kendaraan Listrik

Ilustrasi obat.Shutterstock/Irin Fierce Ilustrasi obat.

Presiden Direktur Millennium Pharmacon International Ahmad Bin Abu Bakar menjelaskan cabang Purwakarta ini dibentuk demi memperkuat penetrasi pasar di Jawa Barat.

Keberadaan cabang baru ini bakal menambah luas lingkup area distribusi obat dan alat kesehatan (alkes) di Jawa Barat. Adapun, cabang terdekat yakni berada di Bandung dan di Bekasi.

"Cabang baru ini akan meningkatkan penjualan apalagi kalau area seperti lingkup Purwakarta ini, ketika ada cabang Bekasi dan Bandung belum maksimal, banyak yang belum terjangkau. Di Purwakarta saja ada ratusan desa, setiap desa ada bidan, pasti butuh obat, kita belum terjangkau sampai ke bidan-bidan, baru sekitar perkotaan," kata Ahmad dalam keterangannya, Jumat (1/3/2024).

Dia juga cukup optimistis penambahan cabang baru ini dapat meningkatkan kinerja penjualan perseroan. Menurutnya, penambahan cabang tanpa menghitung inventori menelan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) berkisar Rp 3 miliar.

Baca juga: Emiten Distributor Farmasi Beli Aset Rp 44 Miliar untuk Bangun Gudang

Sementara itu, inventori menyesuaikan dengan potensi yang ada, ketika penjualan potensinya mencapai Rp 5 miliar, inventori yang disiapkan hingga Rp 10 miliar. Artinya, pembukaan cabang baru menelan capex berkisar Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar.

Ilustrasi obat. ElenaYakimova Ilustrasi obat.

Ahmad menargetkan ada penambahan sebanyak dua cabang baru setiap tahunnya. Adapun, targetnya minimal ada penambahan 10 cabang baru, sehingga total cabang yang ditargetkan mencapai 45 cabang.

"Tahun ini ada progres pembangunan cabang di Pematang Siantar, Sumatera Utara dan satu lagi kami usulkan ke komisaris ada cabang Palu, Sulawesi Tengah. Tahun depan, saya lebih fokus ke arah timur, mungkin di Kendari dan di Gorontalo, Ambon, saya sebutkan Palangkaraya, Kupang, juga Jayapura," tutur Ahmad.

Selain wilayah timur, penambahan cabang baru juga bakal melihat potensi di Pulau Sumatera dan Jawa. Perseroan telah memiliki 8 cabang di Sumatera dan ada potensi penambahan di wilayah Bengkulu maupun Tanjung Pinang.

Baca juga: Menperin Dorong Jepang Tambah Investasi di Industri Farmasi dan Alkes

Adapun di Jawa ada potensi di Kudus dan Madiun.

Salah satu tantangan pengembangan cabang baru lanjutnya, terkait perizinan yang ketat, sehingga penambahan cabang baru bisa lebih dari dua, asalkan proses perizinannya dapat lekas selesai.

SDPC menganggarkan belanja modal sebesar Rp 30 miliar sepanjang 2024. Dana tersebut guna pengembangan cabang-cabang yang ada berupa peningkatan kapasitas.

Selain itu, belanja modal ini juga demi peremajaan kendaraan, termasuk pengembangan cabang baru di Pematangsiantar dan Palu.

Baca juga: Triwulan I-2023, Investasi Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Capai Rp 33,78 Triliun

Selain cabang, SDPC terus melakukan penambahan prinsipal dengan target dua prinsipal baru setiap tahunnya. Ahmad menyebut sudah ada penambahan satu prinsipal baru pada Januari 2024 dan masih melakukan pembicaraan dengan sejumlah prinsipal baru.

“Prinsipal baru menjadi tambahan omzet, setiap tahun targetkan ada dua prinsipal baru. Kami juga fokus ke prinsipal yang sudah ada, walaupun ada tambahan baru, kami juga melihat yang lama ini. Kue atau market share harus ditambahkan, melalui pelayanan yang lebih baik, membuat pelanggan kompetitor beralih ke kita. Prinsipal yang sudah ada harus bertumbuh, ada 30 prinsipal, kalau tidak tumbuh hanya andalkan prinsipal baru, pertumbuhannya kecil,” katanya.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, SDPC mencatatkan penjualan Rp 2,43 triliun tumbuh 1,92 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,39 triliun.

Pertumbuhan terutama dikontribusi dari penjualan alat kesehatan yang naik 19,68 persen menjadi Rp 608 miliar dibandingkan dengan Rp 508,94 miliar per kuartal III 2022. Kontribusi alat kesehatan terhadap penjualan pun menjadi 21 persen.

Baca juga: Bahlil Bujuk Farmasi Takeda Produksi Vaksin Demam Berdarah di Indonesia: Jangan Hanya Impor Mulu

Sementara itu, penjualan obat resep stabil dengan penjualan sebesar Rp 1,69 triliun per kuartal III 2023 dan tetap menjadi kontributor sebesar 71 persen. Adapun, penjualan obat non resep tercatat sebesar Rp 140,47 miliar dan berkontribusi 8 persen terhadap penjualan.

Laba bruto SDPC meningkat 6,43 persen menjadi Rp 215,87 miliar dibandingkan dengan kuartal III 2022 sebesar Rp 202,28 miliar. Laba tahun berjalan pun turut terkerek 12,11 persen menjadi Rp 26,73 miliar hingga September 2023, lebih tinggi dari sebelumnya Rp 23,84 miliar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com